TITTLE : History of The Other Side [Chap 6]
STARRING :
- Versailles Philharmonic Quintet
- The Gazette
- Mikazuki Terukichi no Moonrace
- Uversailles Noochan 信夢輝 みく
- Permana TheLast HumanClan
- panZie VisualKei Suki
- Hirano 松本 たかのり Takanori
- Kitagawa -le Cielers Philharmonic-Kyouharu
GENRE : action *0*/
RATING : kurang lebih 15th, bisa nego lah XDD
COPYRIGHT : dilindungi UUD yang berlaku buatan mika ^o^V
DISCLAIMER : TERU IS MINE !!!!! XDD
*d hajar nobu*
Ahahai
Akhirnya nongol juga chap 6. kapan abis na nui fic?? *author odonk*
Yosh... sebelumnya mika mau kasih penjelasan dlu ttg versailles & the gazette beserta anggotanya
VERSAILLES
- kamijo (leader)
- hizaki
- yuki
- zie (mata-mata the gazette)
- nobu
- teguh
- teru (lagi tinggal sama mika)
THE GAZETTE dan asistennya
- Ruki -> mika
- Uruha -> iman
- Aoi -> kyou
- Kai -> zie
- Reita -> satoshi (belom nongol XD)
Special guest star : yuta (tunangan kai)
Okeh! mari kita mulai sajjo fic na
***
Kyou mengobati luka mika dengan baik di rumahnya yang merupakan klinik itu. Sudah seharian mika masih belum sadarkan diri karena lukanya yang cukup parah. Kyou terus berjaga di samping mika sampai akhirnya mika siuman
“ini...... di mana” ucap mika begitu sadar ia berada di ruangan yang asing
“wah..mika sempai~ akhirnya kau sadar juga. ini di rumah ku.” balas kyou di sertai senyuman.
“kyou? Kau yang menolongku?” tanya mika
“ahaha... begitu lah” jawab kyou sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal
“sankyu”
“doita sempai. Kau kan sudah banyak menolongku dulu. Ini bukan apa-apa”
“sudah berapa lama aku pingsan?”
“sudah seharian”
“wah... lama juga ya?”
“luka mu cukup parah sempai. Untung tidak kena organ vital”
Mika bangkit dari tidurnya
“eh? Mau kemana sempai? Luka mu belum sembuh benar. Kau masih harus istirahat.”
“aku....... mau pulang”
“tidak boleh!”
“kenapa tidak boleh?” tanya mika heran
“tuan ruki menyuruh ku merawat mu sampai sembuh, kemudian mengantar mu ka markas”
GLEK
“aaa~ tuan ruki pasti akan memarahi aku lagi... apalagi melihat ku terluka begini” batin mika
“kalo begitu sekarang saja kau antarkan aku ke markas” ucap mika
“he? Sekarang? Nanti saja... sekarang para bos sedang rapat di markas. Pasti lama” jawab kyou
“souka?”
“um...” kyou mengangguk “lagi pula sempai harus istirahaaaat” kyou memaksa mika kembali tidur
Mika memang merasakan tubuh nya masih lemas, dan luka di bahunya masih terasa sakit. Tapi ia ingin pulang saat memikirkan terukichi yang pasti sudah menunggu nya di rumah.
“lebih baik sekarang sempai makan dulu. Nanti baru aku antar ke markas. Aku siapkan makanan sebentar ya” ucap kyou. Ia segera bergegas ke dapur.
----------------------
Markas the gazette
----------------------
“uru bagaimana kemarin?” tanya ruki
“yah...... lumayan lah, walaupun aku harus berdandan sebagai perempuan lagi”
“kau jadi perempuan lagi? Hahaha! Kau memang lebih cocok jadi perempuan uru-chan” ucap reita
“diam kau rei!” balas uru sedikit marah
“lalu apa saja informasi yang kau dapatkan tentang mereka?” tanya aoi
“hm....... leader nya bernama kamijo. Orang nya cepat naik darah. Hahaha” ucap uru cekikikan
“lalu apa lagi?”
“hm.... setidaknya, strategi yang ia buat memang lumayan bagus, skill bertarungnya juga lumayan. Hanya saja, kurasa ia bukan tandingan kita” jawab uru bangga
“ruki... permainan mu kali ini cukup ekstrim loh” kai mulai berkata
“versailles bisa mengetahui identitas kita.. juga pola bekerja kita. Mereka pasti akan lebih merepotkan lagi nantinya”
“iya sih... permainan ini memang taruhan. Di satu sisi, kita bisa mengetahui info tentang versailles. Begitu pun sebaliknya. Versailles bisa mengetahui info tentang kita”
“iya...”ucap kai
“lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya reita
“untuk sementara waktu, kita dan asisten masing – masing vakum dulu dari misi. Kita serahkan misi-misi itu kepada member kelas teri. Aku ingin sedikit membuat mereka bingung tentang organisasi kita” jelas ruki
***
Beberapa jam kemudian, rapat the gazette itu pun selesai... semua bos the gazette keluar dari ruangan rapat.
“tuan aoi~” ucap kyou. Ia menghampiri tuannya itu
“ahahaha... sudah lama menunggu ku?” tanya aoi sambil mengacak-acak rambut kyou
“iya sih. Aku sudah menunggu dari tadi, tapi tak apa kok”
“souka? Baiklah.. sekarang aku ingin makan malam. Kau ikut?”
“iya.....” ucap kyou cepat “mika sempai... aku pergi dengan tuan aoi dulu ya”
“ah.. mika. Kau sudah tak apa? Katanya kau terluka ya?” tanya aoi saat melihat mika
“sudah tidak apa tuan” jawab mika
“baguslah kalo begitu, apa kau juga mau ikut makan malam dengan kami?”
“tidak. Aku harus menemui tuan ruki”
“oh... begitu. Yasudah. Kami pergi dulu ya”
“iya. Hati-hati di jalan tuan aoi... kyou” mika sedikit membungkukkan badan
Setelah itu, mika segera melangkahkan kakinya kearah ruangan ruki.
Tok...tok...
Mika mengetuk ruangan tuannya
“masuklah”
terdengar balasan dari dalam. Mika kemudian masuk ke dalam ruangan ruki.
“tuan...” ucap mika
“oh.. kau rupanya. Kemarilah” ucap ruki yang sedang berdiri dekat jendela memandangi langit malam ini yang di terangi bulan purnama
“maaf tuan, aku tak bisa bekerja dengan baik”
“tidak. Kau bekerja dengan baik kok” ucap ruki. Ia melangkahkan kakinya mendekati mika
“tapi..........”
“apa luka mu sudah tak apa?” tanya ruki
“ya, sudah lebih baik”
“baguslah... kau tahu kenapa aku selalu memberikan misi berat padamu?”
Mika terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Ruangan menjadi hening seketika
“itu karena aku ingin kau menjadi lebih kuat! Aku ingin suatu saat nanti kau menggantikan posisi ku” ucap ruki
“apa yang kau katakan tuan?”
Ruki lebih mendekatkan diri pada mika. Ia memeluk mika. Mika hanya bisa terdiam...
“tu...tuan”
“kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri. Aku ingin kau lebih hebat dari ku”
Ucap ruki seraya menepuk-nepuk pelan kepala mika.
“a...a.. aku..” mika bingung harus berkata apa. Pikirannya saat ini kacau mendengar pernyataan ruki
“lebih baik kau pulang dan istirahat. Mulai sekarang kita vakum dulu. Aku akan mengerahkan member – member level c untuk menjalankan misi-misi selanjutnya”
Ruki melepaskan pelukannya.. ia kembali berdiri di dekat jendela memandangi panorama yang terbentang di luar sana
“begitu kah? Termasuk misi level A?”
“ya. Aku juga ingin tahu kemampuan mereka”
“baiklah kalo begitu. Terima kasih tuan”
“Pulang dan istirahatlah...”
Mika keluar dari ruangan ruki. Ia masih memikirkan kata-kata ruki barusan.
“apa maksud tuan ruki ya?” batin mika
***
“aku pulang...” ucap mika saat memasuki rumahnya
terlihat terukichi tengah tertidur di kursi ruang tamu. Hari memang sudah lumayan larut saat ini. mika mengambil sekaleng minuman bersoda dari lemari es, kemudian ia duduk di kursi yang terletak persis di hadapan terukichi. ia mulai meneguk minuman itu untuk menghilangkan rasa haus nya sambil memperhatikan terukichi yang tengah terlelap di hadapanya.
“ehm......” terukichi terbangun “mika... kau sudah pulang?”
“ya. Baru saja. Maaf membangunkanmu”
“kau kemana saja beberapa hari ini? Aku khawatir...”
“maaf membuat mu khawatir” ucap mika datar. Ia kembali meneguk minumannya.
“eh... bahu mu kenapa? kok di perban?”
“tertembak” jawab mika santai
“MIKA!!!” ucap terukichi setengah teriak
Gadis itu berhenti meneguk minumannya. Ia melihat wajah teru yang sepertinya sedikit kesal
“apa?” jawab mika
“kamu ini.... tahu kah kau aku sangat khawatir padamu! Kenapa sikap mu malah cuek seperti itu!” ujar terukichi. kini ia menggembungkan pipinya
“ahahaha”
“kenapa malah tertawa?” ucap terukichi ketus
“wajahmu lucu sekali” jawab mika sambil menahan tawanya
“huft..........” terukichi mengambil nafas panjang
“maaf.. maaf...”
“ya sudah, sekarang sudah larut. Sebaiknya kau tidur. Kau pasti capek. Aku juga mau tidur” ujar terukichi yang masih nampak kesal.
“uhm... oyasumi, terukichi”
“oyasumi”
***
--------------------------------
Keesokkan harinya (14.00)
--------------------------------
Mika dan terukichi berbelanja di sebuah mall di tokyo. Persediaan makanan mereka mulai habis.
“selain makanan, kau juga harus beli beberapa pakaian lagi teru.. baju mu sangat sedikit”
“eh... bolehkah?”
“tentu saja”
“sankyu” jawab terukichi sambil tersenyum
Mereka kemudian mengitari seisi mall.
“loh! Itu kan! Teru sempai!!!” ucap seorang gadis yang juga tengah berbelanja di mall itu. Gadis itu... nobu. Anggota versailles. Dengan cepat ia menghampiri mika dan teru
“teru! Teru sempai!” ujar nobu
Terukichi memandang gadis itu. Ia mengeryitkan dahi.
“teru sempaaai~ ini aku! Nobu!”
“maaf, mungkin kau salah orang. Aku tidak mengenalmu”
“tidak mungkin! Kau pasti teru kan? Jangan bercanda saat ini sempai! Ayo kita pulang!” nobu menarik lengan terukichi
“ada apa ini?” ujar mika yang kemudian melepaskan tangan nobu dari tangan terukichi
“siapa kau?” tanya nobu
“harusya aku yang bertanya seperti itu” ucap mika menatap tajam nobu
Nobu mengalihkan pandangannya dari mika, ia kembali menatap teru
“ayo pulang teru sempai!”
“kau mengenalnya?” tanya mika
“aku tak mengenalnya mika...” jawab terukichi sembari menampik tangan nobu
“ayo pergi dari sini. Tak usah peduli kan dia” ujar mika
Ia segera membawa terukichi pergi dari tempat itu
“sem... sempai...” ucap nobu sedih
Mika dan teru melangkahkan kakinya jauh dari gadis bernama nobu itu
“dia memanggilmu teru” ucap mika
“iya”
“apa mungkin nama mu memang teru?”
“entahlah.... yang jelas sekarang aku adalah terukichi mu. Ya kan?”
“mungkin ia memang bagian dari masa lalu mu”
“entahlah... aku bingung”
“lalu, apa kau mau pergi dengannya? Untuk memulihkan ingatan mu”
“ehm......... aku..... entahlah” ucap terukichi, ia nampak kebingungan
“sayangnya, walaupun kau ingin pergi kepadanya untuk mengembalikan ingatanmu. Aku.... takkan membiarkan mu pergi” ucap mika
***
--------------------
Kantor versailles
--------------------
“kamijo sempai” ucap nobu
“ada apa nobu? Kamu kenapa?”
“tadi aku melihat teru sempai”
“jangan bercanda! Teru kan sudah...” kamijo menghentikan kata-katanya. Ia tak sanggup menjawab bahwa teru sudah meninggal.
“tapi tadi aku benar-benar melihatnya!”
“ada apa kamijo?” tanya hizaki yang kebetulan lewat
“nobu bilang ia melihat teru”
“itu........ tidak mungkin kan?” hizaki kaget
“tapi itu benar! Aku melihatnya! Aku bertemu dengannya di mall bersama seorang gadis. Aku juga sudah membawa rekaman cctv mal itu kalo kalian tidak percaya” ucap nobu. Ia tetap yakin bahwa pria yang di temui nya tadi memang benar teru
Nobu memutar rekaman cctv tersebut. Kamijo, hizaki, yuki, zie, teguh, dan nobu menyaksikan bersama cctv itu
“itu... benar-benar... teru sempai! mataku tak salah kan?” ucap teguh sembari mengucek-ucek matanya. Ia masih tak percaya bahwa teru masih hidup
“iya, itu memang teru” ujar kamijo
“tapi dia tak mengenali ku T^T” ucap nobu
“kok bisa begitu? Bukankah kau dekat dengannya?” tanya zie
“entahlah...” jawab nobu
“Tunggu!!” ucap yuki
“ada apa?” tanya hizaki
Yuki memutar ulang rekaman tersebut dan menghentikannya
“coba lihat ini kamijo”
Yuki memperbesar gambar yang terpampang di layar
“ini kan!” ucap kamijo kaget
“ya.... dia adalah salah satu the gazette yang waktu itu” jelas yuki
“apa!” ucap lainnya
“teru sempai pernah memanggilnya. Kalau tidak salah, namanya mika”
DHEG!
Yuki membelalakkan matanya. Dugaan nya benar tentang gadis itu.
“ada apa yuki sempai?” tanya teguh
“ah... tidak! Aku baru ingat aku ada janji. Maaf ya! Aku pulang dulu” ucap yuki.
***
[yuki POV]
“Ternyata gadis itu memang benar mika. Apa yang harus ku lakukan??”
Aku merebahkan tubuhku di kasur. Tubuhku terasa berat saat ini. Otak ku berpikir keras mengingat gadis itu. Bekas luka itu dan tatapan matanya memang sama. ia pasti orang yang selama ini ku cari. Mika....... uugh! Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa sekarang posisi ku malah jadi musuhnya? Aaaaaahk!! Sial !!
“Kenapa semua jadi begini” gerutu ku.
Padahal selama lebih dari 10 tahun ini aku terus mencarinya. Aku ingin melindunginya untuk menebus dosa ku dulu. Sekarang, ia malah jadi musuhku.... kenapa takdir begitu kejam padaku!!!
-------------
Flash Back
-------------
[YUKI POV]
“kak yuki” ucap seorang gadis kecil yang terdengar sedikit manja pada ku.
“apa?” ucap ku datar
“ayo main bersama” ucapnya seraya tersenyum padaku
“tidak ah... kau main saja di luar bersama teman mu” jawab ku. Aku memang masih sibuk dengan PR ku yang menumpuk.
“begitu ya?”
gadis itu tampak murung mendengar jawaban ku. Kemudian ia pergi meninggalkan ku sendiri di kamar ku.
Sejak ibu meninggal, ayah memang menikah lagi dengan seorang janda beranak 1. mika adalah nama adik tiri ku. Aku membenci nya seperti aku membenci ibu tiri ku. Aku merasa ibu tiri ku tidak pantas menggantikan posisi ibu kandungku.
Beberapa bulan sejak pernikahan itu, ayah jatuh bangkrut. Usahanya benar-benar hancur. Aku berpikir.. pasti ini semua gara-gara dia. Karna dia datang ke dalam hidupku semuanya hancur! Ayah pun tak begitu sayang pada ku lagi. Semua kasih sayang nya di limpahkan pada mika. Aku membenci gadis itu!
Suatu hari, ayah mengajak aku dan mika jalan-jalan. Walau malas, aku ikut juga karna ayah yang mengajakku. Tapi di tengah jalan, kami mengalami kecelakaan. Ayah tewas. Sedangkan kami berdua selamat.
Sejak hari itu, ibu tiri ku jadi pemarah. Ia menganggap aku lah yag bersalah atas kejadian itu.
“kenapa tidak kau saja yang mati, anak sialan!!” ucap ibu tiri ku sambil mengayunkan sebilah kayu ke tubuh ku.
Aku hanya bisa diam dan pasrah saat itu.
Tiba-tiba mika menutupi tubuh ku dengan tubuhnya. Gadis itu, mencoba melindungi ku.
“ini bukan salah kak yuki, ibu” ucap nya lirih
Aku melihat tubuhnya gemetar saat ia terkena amukan ibunya sendiri
“ini salah kalian berdua! Kenapa harus ayah yang meninggal? Kenapa bukan kalian saja!” ujar ibu tiri ku sambil terus memukuli tubuh kecil mika
Aku yang juga masih bocah saat itu hanya bisa terdiam menyaksikan hal itu. Sampai akhirnya aku tersadar dan segera membawa mika ke kamarnya. Aku mengobati lukanya. Luka di atas pinggangnya yang menganga cukup besar. Ia merintih menahan sakit saat aku mengoleskan obat ke atas lukanya.
“maaf...” ucap ku
“tidak apa. Ini bukan salah kakak” jawabnya sembari tersenyum. Senyum yang di paksakan.
“maaf... maaf... maaf...” ucap ku berkali – kali
Beberapa minggu setelahnya
Aku baru sadar kalo mika tak punya teman. Setelah ku selidiki, ternyata ia di anggap pembawa sial oleh para tetangga. Mereka bilang.. setelah menikah dengan ibu tiri ku, ayah ku bangkrut dan kemudian tewas. Itu pasti karna salah dia... dan mereka pun melarang anaknya bermain dengan mika.
Walaupun begitu, ia tetap tersenyum kepadaku. Ia tetap menganggap ku sebagai kakaknya bahkan selama ini ia selalu melindungi ku dari ibu tiri ku.
Aku hanya bisa menyesal mendengar ucapan mereka. Aku sadar bagaimana kini perasaan mika. Aku menyesal telah mencampakkannya. Aku sadar bahwa dia adalah gadis baik.
Tapi itu sudah terlambat.
Saat aku pulang, mika sudah pergi dari rumah. Ibu memarahinya lagi. Dan kini ia benar-benar pergi dari rumah... meninggalkan selembar kertas bertuliskan
“mungkin aku memang pembawa sial. Aku sudah mencoba menjadi adik yang baik tapi sepertinya itu semua sia-sia... kakak belum mau menerima ku. maaf ya kak yuki. Aku tidak bisa jadi adik yang baik bagi mu. Tapi aku tetap menyayangi mu”
-------------
Back now
-------------
Kenangan pahit itu tetap melekat pada ku, dan sejak saat itu aku berusaha mencarinya. Mencari adik tiri ku itu. Mika... aku ingin melindunginya untuk menebus dosa ku dulu. Aku ingin memberikan kasih sayang seorang kakak yang dulu tak pernah ku berikan. Dan sekarang... aku malah menjadi musuhnya. Apa yang harus ku lakukan??
***
TBC
Jumat, 26 Maret 2010
History of The Other Side [Chap 6]
Diposting oleh Mikazuki di 01.14
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar