BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 01 Maret 2010

Descendant of Rose [part 3]



Title : Descendant of Rose

Chapter : 3/??

Genre : apa yaaaaaaaaah???

Starring :
~ Versailles Philharmonic Quintet
~ Mikazuki Terukichi no Moonrace

Author : Mikazuki Terukichi no Moonrace

Rating : 5th ke atas XDD

Copyright : di lindungi Tuhan YME


Yosh… sudah chappie 3

Minna~

Masih mau membaca kah?
Mika harap kalian tak bosan membacanya XD

Enjoy~

***
[Teru POV]

Mika pingsan begitu saja setelah menerima telpon dari yuki-san.
Sebenarnya apa yang terjadi???

Aku segera membawa mika ke rumah sakit, ke tempat yuki-san.

***

TOKYO HOSPITAL CENTER

“yuki-san, mika kenapa??”

Nampak raut wajah yuki-san murung, membuat ku semakin khawatir akan kondisi mika.

“dia… anak yang baik dan periang. Sayang dia harus menderita penyakit itu…”

Kata-kata yuki-san lagi-lagi membuatku semakin khawatir. Aku memegang pundak yuki-san, mungkin sedikit meremasnya. Keseriusan muncul di wajahku..
“yuki-san, mika kenapa?” tannya ku sekali lagi


“mika menderita kanker otak stadium 4”

Ku lepaskan tanganku dari pundak yuki-san. Ucapan yuki-san barusan membuat ku syok. Aku benar-benar tak percaya akan hal itu.
Mika sedikit pun tak pernah memperlihatkan kalau dia sakit.

“jangan bohong yuki-san!!!”

Yuki-san menghela nafas sejenak

“aku tau, ini berat untuk mu teru… aku tahu perasaan mu padanya, tapi inilah kenyataan yang ada”

“sembuhkanlah dia. Kau kan dokter!!!”

“hal itu tak bisa ku lakukan teru… umur mika tinggal sebentar lagi. Bahagiakan lah dia… kecuali………” ucapan yuki-san terpotong.. ia bangkit dari duduknya dan mulai berjalan

“kecuali apa yuki-san???” Tanya ku sambil memegang tangan yuki-san menahannya pergi.

Raut wajah yuki-san benar-benar menunjukkan keseriusan..

“Descendant of Rose” jawab yuki-san.

Ia melepaskan tanganya dari pegangan ku dan meninggalkan ku sendiri di ruanganya.
Descendant of Rose… hanya itu yang bisa menyelamatkan mika, sama seperti dulu.
Descendant of Rose untuk menyembuhkan kak hizaki.

Tapi apa yang harus ku lakukan???
Descendant of Rose….
Aku tak mungkin menggunakan cara ‘itu’ pada mika

Tapi…

Hanya itu satu-satunya cara menyelamatkan mika…

***

KAMIJO’S HOUSE

Tok…tok…tok…
Aku mengetuk ruang kerja kamijo-sama
“masuklah teru” suara kamijo sama terdengar dari dalam ruangannya

“ehm… etooo… kamijo sama…”
Ucapan ku terbata-bata
Sebenarnya, aku sungkan sekali pada kamijo sama yang sudah begitu baik merawat ku dan kak hizaki setelah hari itu. Tapi… aku harus bicara padanya mengenai Descendant of Rose. Demi mika.

“ada apa teru??” Tanya kamijo sama lagi

“e…tooo… ini tentang mika”

“oh… gadis biasa yang sering kau ceritakan itu? Memangnya ada apa?”

“dia……. Yuki-san bilang, dia menderita kanker otak stadium 4”

“wah…… kasian sekali” ucap kamijo datar. Kembali ia membaca buku yang ada di hadapannya.

“kamijo-sama…”

“apa yang kau mau teru?”

Aku tertunduk. Ku beranikan diri mengatakan hal itu

“Descendant of Rose”

Kamijo sama berhenti membaca. Seketika itu juga ia melihatku dengan pandangan sinis, tatapannya tajam… aku takut melihatnya. Kamijo sama kemudian berjalan mendekati ku
“kau yakin mau menggunakan ‘itu’ padanya??”

Aku mengangguk. Kepala ku masih tertunduk. Aku tak berani melihat kamijo sama…

“apa dia mau?”

“entahlah…”

“aku sudah menceritakan kisahku dulu kan? Tentang orang yang kucintai, yang hampir mati itu..”

“iya, sudah…”

Kini tatapan kamijo memancarkan kesedihan, aku tahu itu kenangan pahit untuknya. Kenangan tentang orang yang ia cintai… gadis itu, tertabrak mobil. Kondisi nya kritis sekali. Saat itu dokter bilang tak ada harapan untuknya… kamijo sama sangat panik tapi ia hanya bisa melihat gadis yang ia cintai terbaring tak berdaya.

Kemudian kamijo sama melakukan ‘itu’ padanya, pada gadis itu…
Kamijo-sama mengisap darah gadis itu…

Membuat hidup gadis itu abadi selamanya, tapi… membuat gadis itu kehilangan segalanya
Ingatanya…
Dirinya…
Keluarga….
Teman……
Semuanya….

Termasuk cinta nya pada kamijo sama

Gadis itu…
Jasmine san

“teru…” suara kamijo sama membuyarkan lamunanku

“aku tak keberatan kalau kau melakuan ‘itu’ pada mika. Kau tahu konsekuensinya… dan sekarang terserah padamu” ucap kamijo sama lagi seraya meninggalkanku sendiri.

Dan aku masih berpikir keras, akankah aku melakukan ‘itu’ pada mika??
Dulu, aku mencari Descendant of Rose untuk kesembuhan kak hizaki.
Sekarang ia sudah sembuh, bahkan tak akan pernah sakit lagi dan abadi untuk selamanya. Tapi itu adalah kesalahan terbesarku. Saat itu, tanpa memikirkan konsekuensinya, memohon pada kamijo sama untuk melakukan ‘itu’ pada kak hizaki agar ia bisa sembuh dari penyakitnya.
Dan karma itulah kak hizaki kehilangan ingatannya.. termasuk ingatan tentang diriku. Hal itu membuat ku benar-benar sedih… kakak yang kucintai tak mengakui ku sebagai adik.
Jadi ku putuskan untuk mengikutinya.. menjadi salah satu Descendant of Rose. Agar kak hizaki kembali ingat pada ku…

Sekarang, kak hizaki memang sudah ingat pada ku. Tapi ia tak selembut dlu… ia bukanlah kak hizaki yang ku kenal. Kak hizaki telah kehilangan jati dirinya akibat Descendant of Rose

Dan aku tak mau mika mengalami hal yang sama. Kehilangan jati dirinya… dan tak mengenali ku
Apa yang sebaiknya kulakukan??


***

[Mika POV]
Tempat apa ini??
semuanya putih...

aku mengitari tempat itu... berjalan ke sana ke mari tak tentu arah, namun semua yang ku lihat hanya satu warna. Putih.

apa aku sudah mati??

pertanyaan itu terlintas begitu saja dalam otak ku.
Aku memacu otak ku untuk mengingat apa yang terjadi.
Seingat ku, Dr. yuki menelpon dan mengatakan penyakitku tambah parah sehingga waktu hidup ku tak banyak lagi, kemudian aku tak sadarkan diri...
lalu, berada di sini..
mungkinkah, aku memang sudah mati...
keputus asaan melanda ku kini

namun semua sirna saat aku melihat pria itu

teru...
aku melihatnya samar. Tapi aku yakin itu teru. Teru berdiri di sana.
sekuat tenaga aku berlari mengejarnya. Namun entah kenapa aku tak bisa sedikit pun mendekatinya...

“teru... jangan tinggalkan aku sendiri di sini” jeritku

aku terus berlari mengejar sosok pria yang semakin memudar itu

“teru!!!!” jerit ku sekali lagi. Berharap ia mendengarnya..

namun sosok teru semakin lama semakin menghilang


Air mata ku mengalir membasahi pipi. Mungkin aku memang sudah mati...

“teru...!!!”

***

aku membuka mataku
tersadar aku berada di sebuah ruangan di rumah sakit
tapi mimpi itu benar benar membuatku menangis. Air mata ku masih mengalir deras karena mimpi tadi
mimpi mengerikan yang semoga saja takkan pernah terjadi.

Aku melihat teru tertidur di kursi yang terletak persis di samping tempat tidur ku. Mungkin ia terus menunggui ku di rumah sakit.

Teru terbangun

“mika... kau kenapa? Apa ada yang terasa sakit?” tanyanya sembari mengusap air mata yang sedari tadi membasahi pipiku.

“teru... aku tak mau cepat mati. Aku ingin hidup lebih lama”
aku menangis lagi.

Aku tak mau mati secepat ini
aku ingin bersama teru lebih lama lagi.
Aku mencintai pria ini
pria yang ada di hadapan ku ini
aku sangat mencintai nya

teru memelukku, mencoba menenangkan ku

“mika... kau akan baik-baik saja... kau pasti akan sembuh” ucap pria itu

“tapi itu tak mungkin... penyakitku ini sudah semakin parah. Dr. yuki bilang hidupku tak akan lama lagi”

“kau tahu? Descendant of Rose” tanya teru

aku mengangguk. Itu legenda yang di ceritakan jasmine san pada ku

“aku akan membantumu menemukannya”

“memangnya legenda itu benar-benar ada?” tanyaku tak percaya

teru menatap ku tajam.

“apa kau benar-benar ingin hidup lebih lama?” tanya teru serius

dengan cepat aku mengangguk



tok tok tok
seseorang mengetuk pintu
dr. yuki masuk

“teru.. bisakah kau keluar sebentar? Aku ingin bicara dengan mika”

“iya... baiklah”


kini Dr. yuki yang memberikan tatapan tajam padaku. Sepertinya serius sekali.

“mika... seperti yang sudah ku katakan di telpon, kau harus menjalani kemoterapi”

aku tertunduk. Untuk apa aku menjalanani kemoterapi kalau akhirnya aku harus mati juga?

“Dr. yuki.. maaf, tapi sepertinya aku tak bisa ikut kemoterapi”

“mika... tapi kalau tidak, diperkirakan umurmu tinggal 23 hari lagi atau mungkin kurang dari itu”

aku tak ingin mati secepat itu!!!!
Kembali hati ku menjerit menolak kenyataan ini,
air mata ku tak terbendung mengalir membasahi pipiku.


“maaf dr. yuki, tapi sepertinya aku memang tak bisa ikut kemoterapi”
kulihat dr. yuki menghela napas...

“kau tahu, descendant of rose”

mataku terbelalak. Tak kusagka dr. yuki juga tahu akan legenda itu

“carilah... mungkin kau akan hidup lebih lama”

Dr. yuki melangkahkan kakinya, meninggalkan segudang pertanyaan di benakku.

Apakah legenda itu benar-benar ada?

0 komentar: