Title : Descendant of Rose
Chapter : 4/4
Genre : tergantung cerita XDDD
Starring :
~ Versailles Philharmonic Quintet
~ Mikazuki Terukichi no Moonrace
Author : Mikazuki Terukichi no Moonrace
Rating : 15th ke atas XDD
Disclaimer : Teru is MINE *tampang sangar*
Copyright : di lindungi Tuhan YME
Di crita ini emang pasaran yak penyakit nya
Kangker otak
Kea na banyak bangjet yang make penyakit ini...
Tapi karna cuma itu yang mika tau
Jadi mika masupin sajjo XDDDD~
Tapi ini murni otak mika loh.. bukan plagiat!!
Enjoy~
***
Kupandangi kalender di kamarku.
Ada warna merah bulat di sana..
pertanda umurku akan habis hari itu..
2 hari lagi..
mungkin aku akan benar-benar mati. meninggalkan dunia ini...
Aku takkan bertemu jasmine-san lagi, yang sudah begitu baik pada ku..
Aku juga takkan bisa bertemu teman-teman ku lagi...
Juga takkan bisa bertemu orang yang ku cintai
Teru...
“hhh~”
Aku akan memanfaatkan waktu ku sebaik-baiknya!!!
***
Tepat jam 10 pagi
Sebuah ferrari hitam berhenti di depan rumahku.
Seorang pria berambut putih turun dari ferrarinya.
Pria itu..
Teru
Hari ini teru mengajak ku keluar.
Aku sendiri juga tak tahu ia mau mengajakku kemana.
Asalkan bersamanya...
kemanapun, aku akan ikut.
Aku ingin berada di dekatnya...
sebelum kematian menjemputku....
besok
“mika...”
sapa teru sembari melempar senyum dan membuyarkan lamunanku
“ohayou.. teru”
“ohayou... ini untuk mu”
Teru menyerahkan bunga mawar yang sedari tadi ia pegang
“ehm.. un... arigatou”
Aku menerima bunga itu. Mawar merah yang menawan.
“yuk pergi! Jangan buang-buang waktu” ujar teru
Ia menarik tangan ku dan membawa ku pergi.
“kita akan kemana teru?”
“kau akan tahu nanti” ucapnya.
“oiya mika, perjalanan ini jauh loh. Ga papa kan??”
“uhm.. ga pa pa kok. Yuk berangkat!”
Teru mengangguk, kemudian mulai memacu mobilnya perlahan.
Di sepanjang perjalanan kami bersenda gurau sambil mengenang masa lalu.
Kini ku sadari teru benar-benar berubah
Ia jadi lebih terbuka, lebih lucu dengan banyolannya, ia juga jadi usil dan sering mengerjaiku...
Sungguh berbeda dari teru yang dulu ku kenal. Teru yang pemalu sepertinya sudah tak ada.
Ada sedikit keganjilan,
Ia beberapa peristiwa yang menurut ku begitu berkesan baginya dan tak mungkin dilupakan..
misalnya saja peristiwa saat baru masuk Tokyo Senior High School.
Saat itu ia begitu di kagumi para siswi sampai-sampai ia harus selalu sembunyi saat istirahat atau pulang sekolah.
Tapi walau bagaimanapun, ia tetaplah teru
Seorang pria yang amat kucintai
Sejak dulu
***
16.57
Teru menghentikan mobilnya.
Aku tak tahu ini dimana...
Yang jelas, di hadapan kami kini terhampar luas hutan rimba
Sebenarnya teru mau mengajakku kemana???
“teru.. kau...”
Belum sempat ku selesaikan pertanyaanku, teru segera menarik tanganku dan membawa ku masuk ke dalam hutan.
Kecemasan kini melandaku
Jangan-jangan teru mau melakukan sesuatu yang buruk pada ku?
Aaaah.... apa yang ia pikirkan sih sampai mengajak ku ke hutan??
Tapi teru kan baik.
Tidak mungkin ia melakukan sesuatu yang buruk pada ku..
Lalu kenapa ia mengajakku kesini??
Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya.
Kupandangi sekitar ku hanyalah semak belukar dan pohon-pohon yang Nampak sedikit menyeramkan. Aku semakin cemas…
“mika.. tutup matamu”
“eh??”
“sudah lah tutup saja”
Ia segera menutup mata ku dengan sapu tangannya.
“teru...”
Aku mulai takut
Ia menuntunku berjalan.
Entah mau kemana..
Aku bingung dan takut...
apa yang mau ia lakukan pada ku???
***
“nah... sekarang sudah boleh buka mata. Hitunglah sampai 3 dan buka mata mu”
ucapnya setelah kami berjalan beberapa langkah
entah karena bodoh atau apa, aku menuruti saja perintah teru. Aku menghitung sampai 3 dan membuka mataku perlahan
aku tertegun melihat pemandangan di hadapan ku.
Lidah ku jadi kaku..
“mika... gimana? Baguskan tempatnya?” tanya teru setelah tahu aku berdiri mematung hampir 1 menit tanpa bersuara sedikitpun
“indah... cantik sekali” ujar ku
Sebuah bukit yang di penuhi mawar terhampar di hadapanku.
Berbagai macam mawar menghiasi bukit itu..
Langit sore juga terlukis dengan indahnya membuat kombinasi paduan warna yang benar-benar cantik...
“syukurlah.. aku kira kau diam saja karna kau tak suka tempat ini”
Dengan cepat aku menggeleng
“tempat ini benar-benar indah teru. Kau kan tahu aku suka mawar”
Aku berlari kecil menghampiri mawar-mawar yang tengah mekar itu..
“Terimakasih telah mengajakku kemari teru”
Teru mengajakku duduk di kursi yang terletak tak jauh dari posisi kami berdiri..
Terlihat sebuah rumah kecil di kiri bukit.
“dulu kau tinggal di sini?” tanyaku
“nampaknya.. aku dan kak hizaki memang tinggal disini dulu”
“nampaknya?” tanya ku heran
“setelah saat ‘itu’, aku sempat hilang ingatan.. dan aku bersyukur bisa ingat kembali masa lalu ku sejak aku bertemu dengan mu di toko nya jasmine-san”
Teru... hilang ingatan? Jadi itu sebab nya ia berubah...
“ternyata begitu ya... pantas kamu berubah, kupikir kamu berubah karna pergaulan mu di tempat tinggal yang baru”
“tidak. Aku masih teru yang dulu sebelum kejadian itu”
“kejadian itu??”
“dulu, setelah pindah dari tokyo ke sini.. aku masih sama seperti dulu. Lalu aku dan kak hizaki membuat tempat ini. Kak hizaki ingin membuat taman mawar dan ia ingin mati diantara mawar-mawar itu. sementara aku berharap dapat menemukan Descendant of Rose di antara mawar-mawar itu untuk menyembuhkan kak hizaki”
Kupandangi wajah teru, kesedihan terlihat di wajahnya.
“kau tahu kan, kak hizaki menderita leukimia?”
Aku mengangguk pelan
“dokter bilang hidupnya tak lama lagi. Hanya sekitar 3 bulan. Kondisinya makin memburuk. Sampai malam ‘itu’.............
----- FLASH BACK-----
[TERU POV]
Kondisi kak hizaki semakin memburuk..
Sampai saat ini aku masih belum menemukan descendant of rose..
Aku takut kak hizaki akan meninggal sebelum aku menemukan descendant of rose
Aku tak mau kehilangan kak hizaki
“teru..”
“iya kak, ada apa?”
“aku ingin ke taman”
“malam-malam begini? Besok pagi saja ya kak. Aku takut kakak tambah sakit kalau keluar malam-malam begini”
“tapi….aku ingin sekarang!” keseriusan nampak di wajahnya
Dengan berat hati, aku menuntut hizaki berjalan diantara mawar-mawar itu...
Kemudian kami duduk di bangku yang terletak di tengah mawar-mawar yang tengah bermerkaran
“indahnya” ucap kak hizaki dengan suara pelan
“iya, indah.. bulan nya juga indah”
ucap ku seraya menunjuk bulan purnama yang menerangi malam itu
Kak hizaki hanya menangguk lemah, kemudian ia bersender di bahu ku.
Tiba-tiba saja, seorang pria berdiri di hadapan ku. Aku tak tahu siapa dia, dan kenapa ia bisa tahu tempat ini
Pria berambut pirang dengan tatapan tajam melihat kami. Pria itu mendekat
“kau... yang membuat taman ini?” tanyanya
“iya.. kau siapa?”
“taman yang indah... aku kamijo. Salah satu Descendant of Rose”
Mataku terbelalak, dia... Desendant of Rose??
Aku mengamati pria itu dari ujung rambut ke ujung kaki.
Penampilannya agak aneh dengan jubah panjang yang ia kenakan
“dia... pacarmu?” tanya kamijo sambil mengarahkan telunjuknya kepada kak hizaki
“bukan, ia kakak perempuan ku”
“ia akan segera mati”
DHEEEG!!
“apa maksudmu?”
“sudah ku bilang kan? Sebentar lagi ia akan mati”
Aku terdiam sejenak. Mungkin ucapan pria itu benar. Sedari tadi kak hizaki hanya diam saja walaupun ku ajak ngobrol
“kau! Descedant of Rose kan? Kau bisa menolongnya kan?! Aku mohon cepat tolong Dia!!! Cepat tolong kakak ku!!!”
“kau yakin? Kalau aku melakukannya, kakakmu memang akan sembuh dan hidup selamanya, tapi ia pasti akan kehilangan jati dirinya. Ingatanya. Keluarganya. Semuanya... ia juga harus tinggal dengan ku”
“itu... itu... tak apa. Kumohon…. Hanya kau yang bisamenyembuhkan kak hizaki” ucapku terisak-isak.
Aku tak mau kehilangan kak hizaki. Aku sudah tak punya siapa-siapa lagi selain kak hizaki.
Kamiijo menggendong kak hizaki dan mulai melangkah pergi
“kalau begitu, selamat tinggal”
Kak hizaki... pergi... untuk apa ia sembuh kalau ia harus pergi dari ku!!!
“TUNGGU!!!!”
Kamijo menghentikan langkahnya
“aku... aku... aku ingin hidup bersama kak hizaki! Percuma saja kalau kak hizaki sembuh tapi aku tak bisa hidup di sampingnya! Kumohon... aku ingin terus hidup bersama kak hizaki selamanya!!!!”
Air mata ku tak terbendung lagi. Aku jatuh bersimpuh di tempatku berdiri tadi.
“kau sungguh-sungguh? Baiklah kalu begitu....”
----- BACK-----
“Dan sejak saat itu, aku dan kak hizaki menjadi salah satu Descendant of Rose.. kehilangan ingatan dan jati diri kami” ucap teru
Aku benar-benar tak menyangka hal itu terjadi... legenda itu benar-benar ada?
Hari sudah gelap.
Matahari tak mau lagi memberikan cahayanya
Kini bulan purnama nampak di langit
“mika... apa kau ingin hidup lebih lama?”
“aku.... aku... aku bingung”
“aku tahu dari yuki-san, hari ini adalah hari terakhir mu”
DHEEEG
Memang... ini hari terakhir ku hidup di dunia. Besok aku memang akan mati.
Aku.... tak mau mati secepat itu
Ku pandangi wajah teru yang menatap ku penuh kekhawatiran
Aku mencintai pria ini...
aku ingin berada di dekatnya!
Aku ingin bersama dengannya selamanya!
Tapi... aku....
apa gunanya kalau aku hidup dengannya tapi aku melupakan perasaan ku padanya??
Aku memacu otakku untuk berpikir,
tapi hal itu malah membuat kondisi ku memburuk...
tiba-tiba sajakepala ku terasa sakit sekali dan tubuhku lemas
Aku terjatuh...
“mika... kau kenapa?”
Mulutku sulit untuk bersuara... aku berusaha menggapai wajah teru. Aku ingin memandangi wajahnya untuk terakhir kalinya...
“teru... aku le...bih...ba...ik ma....ti...de...ngan...men..cintai...mu... ai...shi...teru”
Kurasakan tubuhku mati rasa.
Aku tak bisa menggerakkan tangan, dan kaki ku
Yang kubisa hanya memandangi wajah pria yang ku cintai ini
“mika... jangan mati!!!!! aku juga.... aku juga mencintaimu....”
Aku bahagia... ternyata teru juga mencintaiku.
Tapi, sepertinya aku memang tak ditakdirkan bersama dengannya.
Selamat tinggal
Teru....
“MIKAAA!!!!!”
Aku masih bisa merasakan ia memelukku. Beberapa tetes air mata jatuh di pipiku. Betapa bahagianya aku bisa mati di pelukan orang yang ku cintai
“maaf mika… ”
***
Ku buka mataku perlahan
Sebuah ruangan asing
Ini... dimana??
Aku bangun dari tidurku
Seorang pria berambut putih menghampiri ku.
“Kau sudah bangun?”
“kau... siapa?? Aku... tidak ingat... aku... siapa??”
Pria itu tersenyum. Senyumnya menawan sekali
“aku, teru. Dan kau.. mika”
Ia memelukku erat.
“mika?? Nama ku mika...”
“iya. Namamu mika. Dan mulai sekarang ini rumah mu”
[TERU POV]
Maafkan aku mika, aku tak mau kehilangan mu... aku akan menunggu mu sampai kau ingat masa lalu kita. Aku akan menunggu mu mencintaiku lagi sampai kapan pun...
THE END
***
Senin, 01 Maret 2010
Descendant of Rose [part 4]
Diposting oleh Mikazuki di 22.24
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar