TITTLE : History of The Other Side [Chap 4]
STARRING :
- Versailles Philharmonic Quintet
- The Gazette
- Mikazuki Terukichi no Moonrace
- Uversailles Noochan 信夢輝 みく
- Permana TheLast HumanClan
- Yuta 'uke' 毛豊
- panZie VisualKei Suki
- Hirano 松本 たかのり Takanori
GENRE : action *0*/
RATING : kurang lebih 15th XDD
COPYRIGHT : dilindungi UUD yang berlaku buatan mika ^o^V
DISCLAIMER : Kamijo is my DAD!!!!! XDD
*natep papi*
Yo! Minna~
Sankyu suwda menunggu dengan sabar fic inih XD
*di timpuk karna ke-PD-an*
Kalo begitu, tak usah banyak basa basi~
Langsung sajjo di baca fic na
Silahkan~~~~~
***
[yuta POV]
“yuta, apa kau sudah siap?”
“ah, iya... tunggu sebentar. Aku akan mengambil tas ku dulu kai”
“kalo begitu aku tunggu di mobil”
“baik”
Hari ini kai mengajakku pergi. Kemana pun, asal bersama dengannya, aku akan ikut. Hari ini ia berencana mengajakku ke vila. Aku senang sekali. Aku tak ingin menyia-nyiakan liburan ku kali ini. Karna kemungkinan kuliah ku tahun depan akan sangat padat.
Dalam hitungan menit, aku sudah sampai di depan rumah dengan menggandeng sebuah tas kecil di lengan kiri ku yang baru saja ku ambil. Tanpa basa-basi, kai memacu mobilnya.
“kai, bagaimana pekerjaan mu?” tanya yuta
“ah... tak begitu baik. Identitas ku sudah di ketahui versailles. Aku jadi tak bisa dengan bebas pergi ke mana-mana. Aku juga jadi tak bisa selalu dekat denganmu. Aku takut versailles mengincarmu” jelas kai
“oh... begitu. Lalu bagaimana? Apa kau tak ingin pindah ke paris bersama ku? Mungkin di sana lebih aman bagi mu?”
“tidak. Kalau aku ke paris akan sangat berbahaya bagi mu, dan keluarga mu. Kau ingat kan, beberapa mafia di paris tak menyukai the gazette karna mereka kalah saing dengan kami”.
“iya juga sih ya”
Aku terdiam sejenak. Mencoba memikirkan jalan keluar terbaik untuk kai. Aku tak ingin ia berada dalam bahaya terus
“oh, iya... bagaimana kabar ayah dan ibu mu?” tanya kai
“mereka baik. Mereka juga menyuruh mu sesekali datang ke rumah”
“souka? Mungkin kapan-kapan aku akan berkunjung ke sana”
“sungguh? Aku akan menunggu mu di sana. Jangan lupa beritahu aku sebelum kau ke sana. Jadi aku bisa menyiapkan segalanya”
“iya.. iya. Aku pasti memberitahu mu jika aku akan pergi ke sana”
“eh kai, Beli makanan yuk. Tuh di depan ada mini market”’
“baiklah...”
Kai memarkir mobilnya di depan sebuah mini market. Kami pun turun bergandengan tangan ke mini market itu.
[ Author POV]
Yuta dan kai memasuki mini market yang terletak di pinggiran kota itu. Mereka memilih beberapa makanan ringan dan minuman kaleng.
“itu kan... yuta. Jangan-jangan, pria itu kai. Salah satu the Gazette” ucap seorang pria mengenakan jas hitam saat melihat kai dan yuta di dalam mini market tersebut.
“aku harus menelpon ke kantor versailles”
Tut............ tut.................. tut..............
“moshi-moshi. Nobu disini. Anda tersambung ke kantor versailles”
“nobu san, ini kurenai...”
“oh, kurenai. Ada apa? Bukankah kau sedang liburan?”
“ya. Saat ini aku ada di desa di pinggiran tokyo. Aku melihat yuta”
“hah? Yuta? Yuta tunangan nya kai? Yang bos gazette itu?”
“iya.... aku akan mengikuti mereka. Sepertinya aku butuh bantuan. Mungkin aku bisa menangkap mereka”
“ah! Baiklah.. kalau begitu aku akan minta polisi sekitar situ untuk membantu mu”
“ya, aku tunggu. Tapi mereka semua harus menyamar agar tak di curigai. aku tak ingin yuta mengetahui kalau aku membuntuti nya”
“baiklah... sebutkan lokasi mu secara terperinci”
***
Setelah itu, nobu segera menelpon kantor polisi terdekat dari tempai kurenai berada untuk meminta bantuan. Sementara itu, kurenai dengan hati-hati mengikuti yuta dan kai.
“kamijo sempaaaaaaaaaaaaaaaai~” ucap nobu setengah teriak
“ada apa nobu? Kenapa kau panik begitu?” jawab kamijo tenang
“eto... begini... tadi kurenai menelpon. Katanya dia melihat yuta bersama seorang pria di desa pinggiran tokyo. Kemungkinan pria itu adalah kai”
“apa?! Jangan sampai mereka lolos!”
“Aku sudah meminta polisi setempat untuk membantu kurenai”
“hm.......kalau begitu, kau bisa panggilkan zie?”
“baiklah”
Tak lama kemudian,
Tok... tok... tok...
“masuklah zie” suara kamijo menyambut zie yang mengetuk pintu ruangannya
“ada apa kamijo sempai memanggil saia?”
“pergilah ke desa pinggiran tokyo. Kurenai baru saja melihat yuta di sana bersama seorang pria. Kemungkinan besar pria itu adalah kai”
“begitu kah? Kalau begitu saia segera ke sana”
“ya. Cepatlah... aku khawatir mereka lolos lagi”
“baik”
Zie mengendarai mobilnya ke tempat tujuan. Ia mengontak kurenai di sepanjang jalan menuju ke sana
“kurenai, ini zie”
“zie? Baguslah kau kemari...”
“kau ada di mana?”
“sekarang aku mengikuti mobil yuta di daerah barat tokyo. Mungkin mereka menuju ke objek wisata yang ada di sana”
“oh.. baiklah kalau begitu. Aku segera ke sana”
Kurenai dengan berhati-hati mengikuti mobil yuta. Ketakutan menghampirinya, namun ia terus saja mengikuti mobil yuta.
“kurenai??” seseorang menelpon kurenai
“ya. Ini kurenai”
“kami dari polisi tokyo. Akan membantu anda. Anda di mana?”
“tunggullah di objek wisata yang ada di daerah barat tokyo. Kemungkinan mereka pergi ke sana”
“baik”
Dugaan kurenai benar, yuta dan kai memang menuju objek wisata yang kurenai maksud. Tempat itu memiliki panorama yang indah. Tempatnya juga agak terpencil dan jauh dari keramaian. Mereka menyewa sebuah villa di sana
Kurenai menghentikan mobilnya lumayan jauh dari mobil yuta. Ia terus mengawasi vila kai dari luar sambil menunggu datangnya bantuan. Ia mencari tempat yang tepat untuk mengawasi mereka. Beberapa menit kemudian Polisi telah sampai di tempat itu.
“kurenai?” tanya salah satu polisi itu
“iya. Saya kurenai”
“bagaimana keadaan sekarang?”
“yuta dan kai masuk ke vila itu” ucap kurenai sembari menunjukkan telunjuknya mengarah ke sebuah vila
“bagaimana kalau kita lebih dekat ke sana? Kita tak mungkin bisa melihat apa – apa dari jauh begini”
Kurenai dan 5 polisi itu bergerak dari tempatnya. Mereka berjalan menuju vila kai.
Kai menyadari bahwa mobilnya di ikuti sedari tadi. Namun ia diam saja agar yuta tak panik. Kini kai melihat beberapa orang mencurigakan berjalan menuju vilanya. “Kemungkinan mereka adalah orang-orang yang membututi kami tadi” gumam kai
“yuta, lebih baik kau cepat masuk. Biar aku yang mengambil koper di mobil” ucap kai
“baiklah... tapi jangan lama-lama ya”
“iya”
Yuta masuk ke vila. Sementara itu, kai menyiapkan handgunnya
“maaf, apa kau tau dimana letak toko di sekitar sini? Dari tadi kami mencari, namun tak menemukannya” ucap kurenai. Suaranya agak gemetar
“iya, kami lapar. Kami ingin membeli sesuatu” ucap salah satu dari mereka
Kai menyulut sebatang rokok. Kemudian menghisapnya
“aku tak tau. Aku baru saja sampai” ucap kai dingin
“wah... sayang sekali, baiklah kalo begitu. Terima kasih. Kami permisi dulu” ucap kurenai
“sudahlah.. tak usah basa-basi. Kalian ingin menangkap ku kan? Aku tau dari tadi kalian membututi dan mengintai ku terus”
Kurenai dan kelima polisi itu tertegun. Bagaimana mungkin kai bisa mengetahui hal itu padahal mereka sudah berusaha semaksimal mungkin agar tak di ketahui
“apa maksudmu” ucap salah satu polisi itu
“kau pikir aku ini orang bodoh yang bisa dengan mudah kalian tipu apa?” balas kai
Kata-kata kai barusan membuat polisi itu naik pitam. Sehingga perkelahian pun tak terelakan.
Polisi itu mencoba melumpuhkan kai dengan beberapa pukulan yang langsung menjurus ke arah kai. Di ikuti polisi lain serta kurenai yang ikut menghajar kai. Dengan lihai kai dapat menangkis dan membalas serangan mereka walaupun beberapa pukulan dengan mulus mendarat di tubuhnya.
“cih... begini kah polisi jepang menangkap penjahat? Main keroyokan begini” ketus kai
Para polisi itu semakin marah dan menghajar kai membabi buta. Salah satu dari mereka mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan langsung kepada kai. kai berhasil menghindar. Dengan cepat kai segera membalas tembakan barusan. Ia mengambil handgunnya dan berhasil membunuh 3 polisi. Kini tersisa 2 orang polisi dan kurenai yang masih menjadi lawan kai.
“tadinya aku tak ingin menggunakan handgun ku. Tapi kini terpaksa ku pakai untuk melawan ikan teri seperti kalian...” ucap kai
***
[ yuta POV ]
DOR!!!
Suara pistol barusan mengagetkan yuta yang sedang duduk santai di dalam villa.
Ia segera berlari keluar, menghampiri tunangannya. Kai.
“kai!!!” jerit yuta
Matanya terbelalak melihat perkelahian di depannya. Kai bertarung sendiri melawan 3 orang pria. Kai berhasil membunuh 1 orang lagi. Kini tinggal kurenai dan seorang polisi yang tersisa.
“yuta! Jangan kemari” kai balas berteriak. Ia tak ingin yuta terluka
Polisi itu mengarahkan pistolnya ke arah yuta. Membuat yuta takut dan membuatnya kaku. Ia tak bisa mergerakan tubuhnya untuk menghindar.
DOR!
Polisi itu menarik pelatuk pistolnya. Sebuah peluru mengarah pada yuta.
“yuta! Awas!”
Kai berlari menghampiri yuta dan membawanya menghindari peluru barusan. Namun terlambat, peluru itu mampu mengenai lengan kanan kai. Kai juga menembakkan handgunnya yang mampu mengenai kepala polisi itu dan membuatnya tewas seketika. Kini tinggal kurenai seorang. Ia masih menodongkan pistolnya ke arah kai dan yuta.
“kai...” yuta menangis memandangi wajah kai yang mengiris kesakitan dengan darah yang terus keluar dari lengannya.
Kurenai berjalan perlahan ke arah mereka berdua sambil terus menodongkan handgunnya. Kai berdiri memunggungi yuta, mencoba melindungi gadis yang ia cintai itu
“kau di tahan kai” ucap kurenai
Kai masih terdiam di tempatnya. Lengan kanannya terasa sakit sekali sehingga ia tak bisa lagi menembakkan handgunya atau bahkan melawan kurenai. Sehingga Ia menjatuhkan handgunnya.
Kurenai semakin mendekat
“apa yang harus ku lakukan? Kai... aku tak mau kau di tahan. Aku tak mau kehilangan kau. Aku.... tak mau semua ini terjadi!” jerit yuta dalam hatinya. Lidahnya terlalu kaku untuk mengatakan kalimat itu.
“kurenai!” teriak zie yang berada beberapa meter di belakang kurenai. Ia baru saja tiba
Kurenai menoleh ke arah zie
Yuta segera mengambil handgun milik kai yang terjatuh tepat di bawah.
DOR!!!
Yuta menembakkan handgun itu. peluru berhasil bersarang di tubuh kurenai dan membuatnya tewas.
Yuta terduduk. Ia memandangi kedua tangannya yang baru saja membunuh kurenai. Kai segera memeluk yuta mencoba menenangkannya
“sekarang sudah tidak apa-apa. Kau tenang saja yuta” ucap kai
Yuta diam. Ia masih syok atas kejadian barusan. Zie sampai di tempat yuta dan kai.
“tuan kai. Maaf saya baru bisa datang” zie bersimpuh memberi hormat di hadapan kai.
“kau... kenapa bisa ada di sini?” tanya kai heran
“sekarang lebih baik, kita obati luka tuan kai. Setelah itu saya akan ceritakan semua” ucap zie
***
[author POV]
Setelah selesai mengobati lengan kai yang terluka. Mereka bertiga duduk di ruang tamu.
“bagaimana lengan mu tuan”tanya zie
“ini bukan masalah. jadi, kenapa kau ada di sini?” kai kembali bertanya kepada zie
“tuan, seperti yang kau tahu. Kini aku adalah anggota versailles”
“ya, lalu?”
“kau pun tahu kenapa aku bisa jadi anggota versailles bukan?”
“ya”
“saat terakhir kita bertemu. Aku membuat peluang agar kau bisa kabur. Mereka, para mafia itu.. mereka akhirnya menghajarku habis-habisan dan membuang ku ke laut. Aku terdampar di sebuah pantai dan seorang anggota FBI menolongku. Saat itu aku amnesia. Aku di didik oleh nya sebagai seorang FBI sehingga jadilah aku seperti sekarang ini. Menjadi anggota versailles. Tapi begitu versailles mendapatkan identitas mu sebagai anggota the GazettE, aku kembali mengingat masa lalu ku. Dan aku bertekad membantu mu sebagai mata-mata di versailles tuan kai”
“oh... ternyata begitu cerita nya” ucap yuta
“iya nona, dan sekarang, saya bisa di sini karena atasan menyuruhku untuk datang kemari. Salah satu anggota kami tak sengaja melihat kalian di pinggiran mini market dan membututi kalian sampai kemari. Dan sepertinya saya terlambat”
Kai terdiam. Yuta juga. Keheningan menyelimuti ruangan itu sejenak.
“tuan, apa yang kau ingin aku lakukan? Apa kau ingin aku kembali menjadi anggota the gazette? Atau kah aku harus menjadi anggota versailles sebagai mata-mata?”
Kai berpikir sejenak
“lebih baik kau menjadi anggota versailles dan memberikan informasi ttg versailles kepada kami”
“baiklah kalau itu yang tuan inginkan. Ini adalah data anggota kami” ucap zie sambil memberikan sebuah Flash Disk kepada kai
“bagus...”
****
Seorang pria mengikuti pria berambut pirang sebahu berjalan menyusuri sebuah ruangan
“tuaaaaaaan~” ucap iman
“apa?” jawab uruha
“aku mulai bosan, akhir-akhir ini tak ada kerjaan yang menarik” keluh nya
“aku juga. Pekerjaan itu hampir semuanya di ambil alih ruki”
“iya~”
Uruha sampai di depan ruang kerja ruki. Ia menendang keras pintu itu sehingga pintunya terbuka.
“heh! Apa yang kau lakukan uru!” teriak ruki
“heh ruki! Kenapa semua kerjaan yang menarik kau ambil alih hah? Aku sudah mulai bosan tau!” balas uruha
“ano... maafkan tuan uruha, tuan kai. Saya akan membetulkannya nanti” ucap iman
“untuk apa kau minta maaf” uruha berteriak
“ho... jadi kau butuh hiburan? Baiklah... akan ku beri satu”
“hm.... kau pengertian juga”
“tapi aku ingin mika ikut serta. Aku tak yakin iman mampu melakukannya sendiri”
“eh... saya akan berusaha sebaik mungkin tuan ruki!” ucap iman
“mika? Bawahanmu itu? Ku dengar... kinerja nya akhir-akhir ini menurun”
“itu tak masalah. Ia pasti bisa membantu kalian”
“baiklah... jadi, hiburan apa yang kau tawarkan? Aku tak ingin hiburan yang biasa saja”
“hm......... aku ada job untuk membunuh seorang aparat pemerintah” ucap ruki
“hah? Cuma begitu? Apa menariknya?” uruha nampak kesal
“yang menarik adalah... aku akan mengirimkan pesan kepada versailles bahwa kita akan membunuh orang itu. Versailles pasti akan melindungi orang itu dengan ketat. Jadi kalian bisa sedikit terhibur bermain dengan mereka” ruki tersenyum licik
“ho... baiklah, aku terima tawaran mu” uruha membalas senyuman licik ruki
“ayo pergi, iman” ucap uruha. Ia melenggang pergi di ikuti iman di belakangnya.
“so, apa yang akan kalian lakukan... Versailles”ucap ruki