TITTLE : History of The Other Side [Chap 7]
STARRING :
- Versailles Philharmonic Quintet
- The Gazette
- Mikazuki Terukichi no Moonrace
- Uversailles Noochan 信夢輝 みく
- Permana TheLast HumanClan
- panZie VisualKei Suki
Spesial Guest : Shaura, Kaya, Mysterious Guys
GENRE : action *0*/
RATING : kurang lebih 15th, bisa nego lah XDD
COPYRIGHT : dilindungi UUD yang berlaku buatan mika ^o^V
DISCLAIMER : TERU IS MINE !!!!! XDD *bawa kabur teru*
Halo minna^0^/
Bertemu lagi dengan saia “author narsis nan odonk” di History of the Other Side chap 7
Jadi kalo readers sekalian mengalami berbagai efek samping dari fic ini, seperti muntah2, kejang2, atau penyakit lainnya.. author tidak bertanggung jawab XDDD
*d timpuk satu epbe*
Yak langsung saja kita simak fic nya...
Douzo m (_ _) m
***
=============
Kantor Versailles
=============
Kamijo masih terduduk di kursinya. Pandangannya kosong menatap langit – langit ruangannya yang berwarna putih. otaknya masih berpikir keras atas kejadian yang akhir -akhir ini terjadi... kejadian saat the gazette mengirimkan surat tantangan untuk tentang pembunuhan Hazuya. Kemudian saat ia tahu bahwa teru ada di tangan the gazette. Dan informasi terakhir yang di dapat bahwa the gazette mengurangi aktivitas kriminalnya. Hal ini semakin membuat kamijo bingung memikirkan cara menangkap the gazette.
Tok...tok...tok...
Seseorang mengetuk pintu ruangan kamijo
“masuklah” ucap kamijo
Hizaki membuka pintu dan mulai memasuki ruangan kamijo.
“oh... Hizaki, ada apa?”
“ini sudah malam, kau belum pulang juga?” tanya hizaki
“belum... nanti saja aku pulangnya”
“apa yang sedang kau pikirkan saat ini?”
Kamijo terdiam sejenak. Kemudian mengambil napas panjang dan mulai bicara
“the gazette... aku memikirkan bagaimana cara mereka bekerja. Bagaimana mereka bisa di hubungi oleh klien mereka. Informasi yang kita dapat tentang mereka sedikit sekali. Sedangkan mereka sepertinya memiliki banyak informasi tentang kita sampai – sampai kita bisa dengan mudah mereka kecoh saat pembunuhan Hazuya”
“ya, aku setuju dengan mu. Aku curiga, jangan-jangan ada mata-mata the gazette di sini”
“aku juga memikirkan hal itu. Kemungkinan itu cukup besar”
“lalu bagaimana teru? sekarang teru bersama mereka kan?”
Kamijo mengangguk kecil
“ya, tapi nampaknya... ia sama sekali tak tertekan walau ia bersama salah seorang the gazette. Aku sempat melihat ia tersenyum kepada gadis bernama mika itu dalam rekaman cctv tersebut. Tapi aku masih bingung kenapa ia bisa melupakan nobu”
“apa mungkin ia hilang ingatan? Atau mereka memang membuatnya hilang ingatan dan merencanakan sesuatu??”
“entahlah, tapi sepertinya teru memang hilang ingatan”
“lalu bagaimana?”
“saat ini, aku ingin teru kembali” ucap kamijo
***
============
Di lain sisi
============
[yuki POV]
“teguh, mau ikut makan?” tanya ku pada junior ku itu. Apartemen kami memang bersebelahan.
“oh.. yuki sempai. Iya, aku ikut... mau makan dimana”
“hm........... terserah kau saja”
“bagaimana kalau kita ke kedai kaya-nesan. Sudah lama kita tidak ke sana?”
“ide bagus..”
“eto... hari ini aku tak bawa mobil. Pakai mobil sempai saja ya”
“baiklah!”
Mereka berduapun segera menuju ke kedai kaya-san yang terletak di jalan amorphous menaiki mobil yuki. Mereka menyusuri jalan kota yang nampak sepi.. udara memang jadi lebih dingin sekarang. Mungkin karena saat ini sudah masuk musim dingin.
Sesampainnya di sana
“yo! Kaya-nesan” ucap teguh seraya melambaikan tangannya pada gadis pemilik kedai makanan itu.
“ah... teguh, yuki! Lama tak mampir kesini, kemana saja kalian?” ucap gadis itu sembari melempar senyum.
“ahaha... gomen ne, kaya san. Kami sibuk sekali, jadi tak bisa mampir. Kau tau kan...bagaimana si kamijo itu”
“ya..ya.. aku mengerti” kaya segera mengangguk kecil sembari tertawa
“em... nesan, aku mau seporsi ramen” ujar teguh
“ok! Yuki, kau mau pesan apa?”
“hm... aku juga pesan ramen deh”
“baiklah... tunggu sebentar ya...” gadis itu menghampiri seorang pria yang menjadi juru masak di kedai itu
“shaura-chan, tolong buatkan 2 porsi ramen super untuk yuki dan teguh ya”
“baiklah kaya-chan. Tunggu sebentar”
***
Teguh dan yuki menghabiskan waktu di kedai kaya-san. Kedai itu memang sudah tutup. Tapi mereka tetap di sana berbicang – bincang dengan kedua sahabat lamanya. Shaura dan kaya.
“eh.. sudah jam 10 malam. Aku harus pulang” ucap yuki
“mau kemana?? Menginap saja di sini. Kalian kan sudah lama tak main kemari” rengek kaya
“gomen ne kaya-san, mungkin lain kali aku akan menginap di sini”
“souka?”
“uhm... kalau aku punya waktu aku pasti mampir lagi ke sini”
“iya kaya-chan. Yuki pasti sibuk sekali dengan kerjaannya” ucap shaura
“baiklah. Tapi kau harus sering datang kemari ya”
“iya. Kau pulang tidak teguh?”
“ehm... tidak ah, besok aku libur. Aku mau menginap di sini. Aku kangen pada kaya-nesan dan shaura-nisan”
“baiklah kalau begitu. Aku permisi dulu ya”
“aku antarkan sampai depan” ucap shaura
“ehm.. tidak usah. Ja ne”
Yuki melangkahkan kakinya keluar kedai. Ia segera memacu mobilnya menyusuri jalan amorphous yang semakin sepi. Hanya ada satu atau dua mobil yang lalu lalang.
Tiba-tiba mata yuki tertuju pada seorang gadis berambut hitam sebahu yang tengah berjalan di taman kota. Tepat di seberang jalan dari posisi yuki sekarang. Ia berjalan menuju bangku taman.
“mika” gumam yuki
Yuki segera berlari menghampiri gadis itu yang kini sedang duduk menikmati pemandangan langit malam.
[AUTHOR POV]
“huft....”
mika menghembuskan nafas panjang. Otaknya masih saja memikirkan kata-kata ruki.
“Apa yang seberannya terjadi pada tuan ruki? Kenapa ia bertingkah aneh akhir-akhir ini? Biasanya ia selalu memarahi ku... tapi tadi, ia malah memelukku...” gumam mika
“mika” ucap seorang pria dengan napas tak beraturan
Seorang pria berambut coklat menghampiri mika. Ia menunduk memegangi lututnya di hadapan mika sehingga ia tak dapat melihat wajahnya.
“mika” ucapnya lagi. Kepalanya masih tertuduk
mika mengeryitkan dahi. Ia tak mengenal orang itu. Tak lama kemudian pria itu berdiri tegap di hadapannya. Mika terbelalak. Pria itu, pria yang pernah bertarung dengannya di rumah hazuya. Pria itu salah satu anggota versailles!
“kau?!!” ucap mika
Ia segera bangkit dan berlari dari tempat itu. Pria itu mengejarnya
“sial! Kenapa aku bisa bertemu dengannya di sini” gerutu mika
Mika berlari di ikuti yuki yang terus mengejar di belakangnya. Ia terus memanggil nama mika. Ia menambah kecepatan berlarinya, mencoba menangkap mika. Tapi mika terus menghindar. Mika terus berlari tanpa kenal arah dan membuat kesalahan... ia berlari ke salah satu gang kecil yang berujung jalan buntu.
“mika.. aku takkan menangkap mu. Aku... hanya ingin bicara pada mu” ucap yuki
“memangnya aku percaya!” mika tampak marah
ia mencoba mencari jalan keluar dari tempat itu, tapi yuki terus menghalanginya. Mika segera menyerang yuki tanpa kenal ampun. Tapi yuki hanya menghindar dan menangkis semua serangan mika tanpa membalasnya.
“mika... kumohon dengarkan aku” ucap pria itu
Mika tak memperdulikan ucapan yuki. Perkelahian antara keduanya tak terelakkan. Mika terus menyerang yuki agar ia bisa segera lepas dari yuki. Serangan demi serangan mika arahkan langsung ke tubuh yuki agar yuki lengah dan ia bisa segera kabur. Sampai akhirnya yuki memegang kedua tangan mika. ia berhasil menghentikan serangan mika yang bertubi-tubi
“lepaskan aku bodoh!” ucap mika
Kali ini mika menyerang yuki dengan kedua kakinya yang masih bebas.
“kumohon dengarkan aku”ucap yuki lirih
Ia memegang erat kedua tangan mika sembari terus menghindar dari serangan mika. tapi mika tetap tak memperdulikan kata-kata yuki. Ia terus berontak agar bisa lepas dari cengkraman yuki
“maaf...” ucap yuki kemudian
Ia memukul punggung mika sampai ia pingsan. Kemudian ia membawa pergi mika ke apartemennya
***
==============
Ke esokkan harinya
==============
Matahari pagi memancarkan sinarnya di sela-sela jendela kamar apartemen yuki. Memaksanya bangun. Begitu ia sadar, ia berada di sebuah kamar yang asing baginya. Ia segera bangun dari tidurnya, mencoba mengingat kejadian semalam.
Kriek
Yuki membuka pintu, ia membawa segelas greentea hangat
“kau sudah bangun?” ucap yuki
Mika hanya diam. Ia berdiri di samping tempat tidur itu dengan tatapan marah.
“minumlah greentea itu, aku tahu kau tak suka susu” ucap pria itu.
Mika mengeryitkan dahi
“kenapa pria ini bisa tahu hal itu? Bahkan anggota the gazette pun tak ada yang tahu hal itu. Siapa orang ini” batin mika
“duduklah... ada yang harus aku bicarakan padamu”
“siapa kau?!” bentak mika
“tenanglah.... aku takkan menangkap mu. Aku hanya ingin bicara pada mu. Setelah itu kau boleh pergi”
“apa maksudmu?!”
“duduklah...” ucap yuki seraya tersenyum
“cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan!”
“huft... ternyata memang susah ya.. baiklah..” yuki berdiri mendekati mika
“jangan mendekat!”
Mika segera mengambil sebilah pisau yang selalu ia bawa dan menempatkannya tepat di leher yuki. Menghentikan gerak yuki
“aku hanya ingin bicara padamu. Dengarlah” ucap yuki. Kini tatapannya memancarkan kesedihan
“cepat katakan!”
“mika, aku ini yuki. Kakak tiri mu. Aku sudah mencari mu selama 10 tahun ini... tapi aku tak menyangkan kita bertemu dalam kondisi seperti ini”
“aku... tak percaya! Aku tak punya kakak!”
“aku tau kau benar-benar mika. adik tiri ku. Luka di bagian atas punggung mu itu adalah bekas luka karena ibu memukuli mu kan?”
DHEEG!
“kenapa ia bisa tahu hal itu juga? Apa dia benar-benar kak yuki? Tapi kak yuki tak pernah menganggap ku adik! Dia tak mungkin kak yuki!” batin mika
“aku sudah lama mencari mu mika. aku menyesal karena dulu aku selalu mencampakkanmu. Aku menyesal... ku mohon maafkan aku”
Yuki memeluk mika walau pisau mika menggores lehernya hingga darah segera keluar dari lehernya. Mika hanya bisa diam. Tatapannya kosong. Ia menjatuhkan pisaunya ke lantai. Kini otaknya terpacu ke masa lalu. Mengingat semua kenangan pahit saat ia masih kecil.
“aku... tak punya kakak!” ucap mika. Ia segera mendorong tubuh yuki hingga ia terjatuh
“mika.. aku benar-benar yuki. Kakak tiri mu...”
“aku tak percaya!”
“lihatlah foto itu” yuki mengarahkan telunjuknya ke sebuah foto yang terletak di atas meja. Foto yuki, mika dan ayah mereka.
“a...yah” ucap mika tak percaya
“aku minta maaf atas kesalahan ku dulu mika. Aku ingin kau tinggal bersama ku. Aku akan meninggalkan versailles, begitu juga kau. kau juga harus meninggalkan the gazette. Ayo kita mulai kehidupan baru bersama”
“tidak!! aku tak percaya padamu!” ucap mika setengah teriak
“sebegitu benci nya kah kau padaku?” yuki
Mika segera melangkahkan kakinya keluar dari apartemen yuki. Namun, yuki tak mengejarnya. Kini ia larut dalam kesedihan
Mika membuka pintu apartemen yuki yang memang tak di kunci dan segera melangkah pergi meninggalkan yuki sendiri.
“loh... itu kan... mika! Anggota the gazette itu” ucap teguh yang kebetulan melihat mika naik taksi dari apartemen mereka.
Teguh segera mengambil ponselnya untuk menghubungi kantor versailles..
“moshi-moshi.. kantor versailles di sini” ucap nobu
“nobu! Ini teguh! Barusan aku melihat mika pergi naik taksi dari apartemen ku. Aku tak tahu apa yang ia lakukan dan ada perlu apa... aku perlu bantuan!”
“eh... benarkah! Gadis yang bersama teru sempai waktu itu?”
“iya gadis itu”
“baiklah.. apa yang bisa kami bantu?”
“aku ingin kalian mengikuti taksi berwarna biru dengan nomor V 15-151 PQ. Mereka menuju ke arah jalan Catharsis”
“baiklah.. aku akan segera mengirimkan bantuan. Semoga kita bisa dapat petunjuk tentang teru sempai”
“ya”
Teguh memutuskan sambungan telponnya. Nobu segera berlari ke ruangan kamijo untuk memberitahukan masalah ini
“eto... kamijo sempai. Teguh! Teguh melihat mika menaiki taksi ke arah jalan catharsis”
“benarkah?!! Segera hubungi polisi setempat. Minta mereka berpencar untuk mencari taksi itu. Kali ini kita tak boleh melepaskannya!”
“iya”
“tolong kumpulkan seluruh anggota. kali aku sendiri yang akan memimpin misi ini” ucap kamijo penuh amarah
***
[Mika’s mind]
Apa – apaan ini?
Kenapa semua jadi begini?
Sial!
Kepala ku jadi sakit memikirkan hal ini...
tuan ruki.. dan juga dia.
Aaaaaarrrrg!!!
Kenapa mereka semua menganggapku adik?
Mana yang harus ku percaya?
Apa yang harus aku lakukan!!
Sial! Sial! Siaaaaal!
Pria itu?
Kak yuki?
Apa benar pria itu kak yuki?
Ia tahu tentang jati diri ku dulu... mungkin ia memang kak yuki...
Ah! Tidak! Semua itu bisa saja rekayasa!
Aku tak boleh percaya padanya
Aku tak boleh menghianati tuan ruki!!
Dia telah banyak membantu ku sampai sekarang aku jadi begini.
***
[AUTHOR POV]
Taksi yang di naiki mika berhenti. Ada kemacetan yang disebabkan operasi penyelidikan yang di lakukan polisi untuk mencari mika.
“gawat” gumam mika
“saya turun di sini saja pak” ucap mika
Ia segera membayar ongkos taksi dan berlari menjauh dari polisi-polisi itu.
“kenapa semua makin parah sekarang?” gerutu mika
Mika berlari menuju mobilnya yang terparkir di taman kota. Tapi ia mengurungkan nasibnya. Ia melihat polisi berjaga di sekitar taman juga.
“cih.. bagaimana aku bisa pulang sekarang”
Mika bersembunyi di salah satu gank sempit di sekitar taman, menunggu polisi – polisi itu pergi.
Tiba-tiba, terdengar derap langkah kaki yang semakin cepat menuju ke arah mika. Mika segera sadar akan hal itu, kamijo dan hizaki terlihat berlari menuju mika sambil menyiapkan handgun nya.
“cih… aku benar-benar sial” gerutu mika
Ia segera berlari keluar dari persembunyiaannya. Kamijo dan hizaki terus mengejar mika diikuti polisi-polisi lainnya, terlihat beberapa polisi juga menghadang jalan mika.
“gawat!!”
Mika memutar arah. Ia berlari ke samping menembus jalan raya yang di penuhi kendaraan yang lalu lalang. Memberikan sedikit penghalang pada kamijo dan hizaki serta para polisi yang menghadangnya. Tapi mereka tak tinggal diam. Mereka tetap mengejar mika.
Mika masuk ke keramaian kota, ia mencoba berbaur dengan masyarakat sekitar, mencoba bersembunyi dari kejaran Versailles.
“jangan ada yang menembak! Orang awam bisa terluka” perintah kamijo
Namun naas, tak berapa lama kemudian kamijo melihat mika, dan mereka kembali mengejar mika. Mika berlari lagi, ia tak peduli keadaan sekitar. Ia menyiapkan handgunnya.
“itu kan, mika” ucap seorang pria dengan kaca mata hitam yang mengenakan jas duduk di dalam sebuah mobil Ferrari berwarna biru.
“ya, itu memang mika sempai” ucap seorang temannya.
“kita harus menolong nya” ucap pria berkacamata itu
“tapi sebelumnya kita harus mengalihkan para polisi itu”
mika masih terus berlari di ikuti Versailles dan para polisi itu. Keadaan bertambah genting. Ada beberapa polisi yang menghadang jalan mika lagi kali ini.
“cih…”
Dengan cepat mika menarik seorang gadis yang ia temui. Ia menodongkan handgunnya ke arah kepala gadis itu.
“kyaaaaaaaaa!!!” teriak gadis itu
“jangan bergerak, atau ku bunuh dia” ucap mika
Hal itu mampu membuat kamijo dan hizaki serta polisi itu menghentikan aksinya.
“jangan lakukan hal bodoh” ucap kamijo
“sepertinya, aku yang harus mengatakan itu” ia menarik pelatuk handgunnya ke arah seorang polisi yang mengendap-endap di belakangnya. Polisi itu tewas seketika. darahnya berceceran kemana-mana
“kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!” jerit gadis itu lagi.
“apa yang harus kita lakukan kamijo?” Tanya hizaki
“jangan ada yang bergerak!” ucap kamijo
***
To Be Continued~
ahahahaha XDD sengaja saia potong di sini
*evil smile*
Minna~
Apa kah yang akan terjadi selanjutnya??
Apa kah mika akan kembali kepada yuki??
Ataukah ia akan tetap setia dengan gazette?
Siapa kah pria berkacamata hitam dan temannya??
Apakah yang akan di lakukan kamijo dkk??
Saia peny rose akan mengulas tuntas setajam silet! *lha?
*di hujani golok*
Ahaha... sankyu suwda baca fic inih^0^/
Seperti biasa... di tunggu kritik, saran, amukan, makian, caci-maki, dan pujiannya (kalo ada)
*plaaaaaaaaaaaaak*
Oiye, satu lagi...
Bagaimanakah ending yang bagus menurut kalian??
Sejujurnya saya juga bingung mikirin endingnya. Versailles atau the gazette yang menang?? *author odong*
Senin, 09 Januari 2012
TITTLE : History of The Other Side [Chap 7]
Diposting oleh Mikazuki di 00.54
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar