BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 09 Januari 2012

Honeymoon

TITTLE : Honeymoon

STARRING : TeruXOFC, (kamijo-hizaki-yuki-masashi Cuma numpang lewat XDD) *plak

GENRE : romance, angst

RATING : 17th +

COPYRIGHT : dilindungi UUD 2011 buatan mika XDv

DISCLAIMER : Teru is MINE XDD * di hajar*

WARNING : author tidak bertanggug jawab terhadap efek yang timbul setelah membaca FF ini XP

*kabur*



Silahkan menikmatiiiii

m(_ _)m



***



[mika POV]



Matahari telah menyembunyikan sinarnya. Kini tugas bulan menggantikan sang surya menerangi alam. Jam telah menunjukkan pukul 10 malam. Aku duduk di sofa yang terletak di kamar, melihat foto-foto pernikahan ku dengannya yang baru saja selesai di cetak. Terasa kebahagiaan itu masih menyelimuti diri ku. Saat aku dan dia meresmikan hubungan kami. Seminggu yang lalu… aku dan teru, kami menikah di salah satu hotel ternama di Tokyo.

*author ngarep.com XP*



Kriek… pintu terbuka

“tadaima” ucap lembut pria yang baru saja pulang itu kepada ku sambil tersenyum

“okaeri” balas ku sambil menghambur menghampirinya dan memeluknya erat



“maaf ya meninggalkanmu hari ini… padahal seharusnya aku masih di sisimu. Menemani mu jalan-jalan sesuai janji ku padamu . Ini semua gara-gara si bos menyuruhku untuk segera bekerja==;” keluhnya.

“tak apa.. kita bisa jalan-jalan lain waktu” aku menenangkannya. “mau segera mandi? Aku siapkan air hangat untuk mu. Kau pasti capek”. Aku melepaskan pelukanku dan melangkangkah menuju kamar mandi.

“eh?” aku terhenti. Teru menarik tangan ku dan menghentikan langkah ku.. sebuah ciuman mendarat di bibir ku. Aku membalasnya, membalas setiap cinta yang ia berikan pada ku. Karna aku pun sangat mencintai teru. Tiba-tiba aku teringat foto-foto pernikahan kami yang tadi tengah ku lihat.

“teru…” aku menyudahi ciuman kami “kau tahu.. foto-foto pernikahan kita sudah selesai di cetak”.

“benarkah? Aku mau lihat” ujarnya. Ku tuntun ia ke sofa tempat tadi aku duduk mengamati setiap lembar foto yang mengabadikan momen bahagia kami.



“kau terlihat cantik sekali mika” ucapnya..

“ehmn.. kau juga tampan sekali teru” balas ku. Astaga.. sepertinya wajah ku memerah >///



Teru meletakkan kembali foto-foto itu di meja, dan mulai mendekati ku. “wajah mu memerah” ia terkekeh kecil.

“ah…” sepertinya kali ini wajahku sudah seperti tomat matang.

“padahal kita sudah jadi suami-istri sekarang” ia terkekeh lagi. Aku hanya diam menyembunyikan wajah merah ku.

“hei….” Ia semakin mendekat, aku bisa merasakan hembusan nafas nya menyapa pipi ku. Ia menyandarkan kepalanya di dadaku sembari melingkarkan tanganya ke tubuh ku. ia tersenyum dan memejamkan matanya. Sepertinya ia lelah sekali. Aku perlahan membelai rambut nya yang silver dan memeluknya.



“mika..” ucapnya.

“ya?” jawabku cepat.

Ia terbangun dan menatapku serius… ia hanya diam. Dan terus menatap ku tajam. Memojokkan ku ke ujung sofa tempat kami duduk dan memposisikan dirinya di atas ku.

“ayo main” ujarnya.

aaaah.. akankah ini jadi awal hubungan kami sebagai suami-istri? Walau sudah seminggu menikah, kami memang belum melakukan ‘nya’. Teru bilang nanti saja saat honeymoon. Tidak enak kalo melakukannya di sini. Karena kami masih tinggal di rumah teru. Bersama papa kamijo dan mama hizaki. Tapi, kenapa sekarang ia ingin melakukannya?? Wajahku makin memerah. Ia membelai wajahku.. kemudian tanganya menelusuri leher dan berhenti saat sampai di kancing atas kemeja ku dan mulai melepasnya. Aq tak bisa berelak menerima setiap sentuhan nya padaku.



BRAAKK!!! Tiba tiba pintu kamar kami terbuka. Mengagetkan aku dan teru.



“Teruuuu~ mari minum sama papa~ hik…” ucap papa kamijo yang sepertinya tengah mabuk =_=;

“hhhh~” teru menggerutu. Wajahnya terlihat kesal sekali. Ia bangkit dari posisinya dan menghampiri papa kamijo.

“papaaa!! Lebih baik kau pergi ke kamar mu sekarang juga. Jangan ganggu urusan anakmu ini! Aku sedang tak ingin minum” teru mendorong tubuh papa kamijo keluar dari kamar. Dan aku hanya terkekeh kecil di buatnya.



Tak lama kemudian teru kembali, masih dengan wajah kesal nya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “papa ada – ada aja. Maaf yah..” ujarnya. Aku tersenyum.

“tidak apa – apa. Oh iya.. lebih baik kau mandi dulu teru. Kau sudah makan? Aku siapkan makanan untukmu yah…”.

“umh.. baiklah” ia menurut dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.



Aku keluar dari kamar menuju dapur. Di sana ku lihat mama hizaki.

“eh? Mama belum tidur?” sapaku pada wanita paruh baya yang masih tampak cantik di usianya yang kini menginjak 40an. *gomen mami hiza >w

“belum… teru sudah pulang nak?” ucapnya.

“sudah.. sekarang lagi mandi mam..” jawabku seraya tersenyum.

“untuk teru?” mama bertanya saat melihat ku menyiapkan makanan.

“iya mam” jawab ku seadanya.

“teru tak suka pedas” ujarnya mengingatkan”.

“umh.. aku tahu mam” jawabku lagi. Sudah 2 tahun kami pacaran, masa aku tidak tahu makanan yg tidak dia sukai.

“baiklah… mama tidur dulu ya sayang. Oyasumi” ia pun melangkah pergi dari dapur menuju kamarnya. “oyasumi” balasku



Selesai menyiapkan makanan, aku membawa makanan-makanan ini ke kamar. Aku membuka pintu. Ku dapati sosok teru yang tengah bertelanjang dada, ia belum mengenakan baju piyama nya. *author nosebleed XD*. Melihatku yang datang membawa makanan, teru segera mengenakan baju piyama nya dan menghampiri ku. Aku membereskan foto-foto pernikahan kami dan meletakkannya di lemari kaca yang ada di kamar kami. Aku segera menata makanan di atas meja tepat di hadapan teru tengah duduk sekarang.

“kelihatannya enak” ujarnya saat melihat nasi kare yang aku buat untuknya. Teru memang menyukai nasi kare.

“makanlah.. ku harap kau suka^^”.

“umh..itadakimasu~” perlahan ia memakan nasi kare buatan ku.

“enak^^” ucapnya. “kau tidak makan?”. Aku menggeleng.

“aku sudah makan. Maaf tak menunggu mu pulang dulu”. “tak apa. Kalau menunggu ku kau bisa sakit. Aku pulang larut hari ini” ia melanjutkan santapannya. Aku duduk di sampingnya. Memperhatikannya makan. Manis sekali.

“makanlah” ucapnya sambil menyodorkanakann sesendok nasi kare pada ku. Aku menerimanya. Rasanya 100x lipat lebih enak dari pada biasanya. *lebay.com*



“otsukaresama~ sankyu ne mika”ia tersenyum. Aku pun tersenyum

“doita”. Aku membereskan makananya ke dapur, kemudian kembali lagi ke kamar. Ku lihat teru di balkon.

“sedang apa? Sudah malam.. udara juga dingin.. ayo masuk” ajakku.

“umh..” ia mengangguk. Hup...

“waaaa >////

“tidak mau.. aku mau menggendong mu ke kasur” ucapnya. Astaga…. Jantungku berdegup kencang. Ia mulai melangkah masuk ke kamar. Membaringkan ku di tempat tidur. Kemudian ia tidur di sampingku. “oyasumi mika” ia mengecup keningku dan memelukku.

“oyasumi teru” aku balas memeluknya. Dan kami pun tertidur..





****



“umh…” ucap teru saat cahaya matahari menyapanya pagi ini. Ia menggeliat menandakan bahwa dirinya masih mengantuk. Merentangkan kedua tangannya dan mengusap kedua matanya yang masih terasa berat, mika tersenyum kecil melihat kelakuan suaminya itu.

“ohayou” ujar ku. Aku mendekati teru. “bangunlah.. sudah siang. Bukankah kau harus bersiap ke kantor”.

“hhh~” teru menggerutu lagi. ia menarik ku dan mendaratkan bibirnya di bibirku.

“o-ha-you” ucapnya di sela-sela ciuman kami. Ia beranjak ke dari tidurnya. “oiya sayang… hari ini aku tidak mau ke kantor”.

“eh? Kenapa?” Tanya ku bingung…

“aku mau main sama kamu~~~” ujar teru manja. Ia beranjak dari kasur dan bergegas mandi. Meninggalkan kebingungan tersendiri untuk ku.



“ohayou mam” sapa teru saat mendapati mami hizaki di ruang makan.

“ohayou mam” ucap ku juga.

“ohayou…” balas mami hiza tersenyum.

“mau kemana? Pagi-pagi sudah rapi begini? Kau tak kerja teru?” Tanya mama hizaki bertubi-tubi.

“kami mau keluar mam. Mungkin dua hari” jawab teru santai.

“heee?!!!” aku sama kaget nya dengan mama hizaki. “dua hari? Kerjaan mu gimana?” Tanya mama hizaki lagi. Sama seperti yang pertanyaan yang ada di benakku tapi belum sempat ku lontarkan.

“udah ijin ama om yuki kok mam”. Yuki adalah bos di tempat kerja teru. Orang nya baik namun disiplin sekali. Ia membangun sebuah perusahaan kecil bersama om masashi yang menangani masalah konstruksi bangunan dan desain interior. Saat ini perusahaan nya memang sedang ada proyek besar. Karena itu teru terpaksa masuk kemarin.

“papa mana mam?” Tanya teru.

“masih tidur” jawab mama hizaki

“oh…” teru membulatkan mulutnya tanda mengerti

“teru.. kita akan kemana?” Tanya ku penasaran.

“kau akan tahu nanti” ia mengedipkan sebelah matanya. *waaaaa author seneng jumpalitan XD*



“mam.. kami pergi dulu ya” ucap teru berpamitan setelah selesai menyantap sarapannya.

“kami pergi dulu mam. Salam untuk papa” ucap ku.

“umh.. kiotsukete yo”



****



Setelah beberapa jam mengendarai mobil menuju Kyoto, kami sampai di sebuah tempat pemandian air panas yang asri sekali. Letak tatanan tanaman yang tersebar di halaman membuat pemandian ini tampak begitu indah.

“kita akan menginap di sini” ujar teru.

“hountou? Tempat ini indah. Aku suka”.

“umh.. thanks to yuki ojichan”.

“om yuki?” tanyaku.

“yah.. ini sebagai permintaan maaf nya karena telah mengganggu liburan ku” =_=; teru tampak kesal. Aku terkekeh kecil.



Kami memasuki penginapan itu. Seorang pria paruh baya dan dua orang wanita menyambut kami di sana. Laki-laki itu bernama mikage. Ia adik nya om yuki. Darinya kami tahu ternyata om yuki adalah pemilik tempat ini. Tapi karena om yuki tinggal di Tokyo. Ia menyerahkan kepengurusan penginapan ini pada adiknya.

“mari saya antar ke kamar kalian teru-kun, mika-san” ucap nya ramah. Kami mengangguk tanda setuju. Kami mengikuti om mikage sembari bertanya-tanya tentang pemandian ini.

“kenapa pemandian ini sepi sekali?” Tanya ku. “oh… kami menutup pemandian ini untuk orang lain khusus untuk kalian. Itu yang kakak perintahkan oleh kakak” jelasnya.

“ini kamar kalian. Selamat beristirahat” om mikage pamit ketika kami sampai di depan sebuah kamar yang menurutku besar untuk kami berdua.

“arigatou gozaimasu” ucap kami berdua seraya membungkuk.

Dihadapan kami kini terhampar sebuah kamar luas dengan pemandangan kolam yang indah. Teru mengistirahatkan tubuhnya bersender di salah satu tiang penyangga. Aku mendekatinya.

“kau capek?” ucap ku seraya memposisikan diriku bersender di bahunya

“tidak” ucap nya tersenyum

“oiya.. hampir lupa” ujar teru. Ia membongkar tas nya. Matanya berbinar dan tersenyum jahil ketika menatap bingkisan berwarna hijau berpita itu. Membuat ku bertanya-tanya.. apa lagi yang ia rencanakan=_=a



“nih… takut lupa. Tapi jangan di buka dulu. Ntar malem aja” pinta nya. Aku Cuma mengangguk walau bingung sekarang melanda ku.

“akhirnya… kita bisa tenang di sini.. berdua saja dengan mu.. di rumah, ayah selalu mengganggu ==a” ia menggerutu lagi. Aku hanya bisa terkekeh kecil melihat nya kesal seperti anak kecil. Wajahnya lucu sekali saat sedang kesal. ia membaringkan tubuhnya. Dan memposisikan kepala nya di pangkuan ku. Oh… Tuhan… wajahku memerah lagi.

“ya.. hanya berdua dengan mu… sankyu ne teru” ujar ku sambil membelai rambut na yang silver lembut.

“hei.. mika…apa kau menyesal menikah dengan ku?” Tanya nya tiba-tiba

“apa maksud mu teru… tentu saja aku bahagia menikah dengamu. Aishiteru yo” jawab ku

“aishiteru mo..”



***



“ayo…” ujar teru bersemangat

“matte…” jawab ku yang tengah melepas baju ku dan menggantinya dengan handuk. Kami berencana berendam bersama di ofuro sambil memandang bulan malam ini. Aku keluar. Teru menggandeng ku ke tempat dimana ofuro berada.

“airnya tidak terlalu panas” ucap teru. Ia melangkah memasuki kolam dan mengulurkan tangannya membantuku masuk ke kolam.

“ayo sini… dari sini bulan tampak jelas” ujarnya.

“umh” aku menurut dan mendekat padanya.

“kawaii~” ujar ku saat melihat bulan di langit yang berhiasakan bintang. Cuaca hari ini cerah. Pemandangan malam ini terlihat sangat jelas dan indah.

“mika…” ucap teru

“hm…?” jawab ku

Teru meletakkan tanganya di pipi ku, mengusapnya lembut dan melingkarkan tangannya di punggung ku. Sedikit menarik ku hingga tubuhku berhimpimpit dengan tubuhnya. Ia mendekatkan wajahnya. Aku pun memejamkan mata ku. Tak lama kemudian kurasakan sesuatu yang empuk, basah dan berlendir menyusuri pipiku dan hembusan nafasnya menampar kulitku. Kubiarkan sensasi geli itu menempel di kulitku. Usapan demi usapan menyapu ujung bibir ku dan berubah menjadi ciuman. Teru menangkap bibir ku dengan bibirnya sembari terus menjilati gumpalan daging kenyal itu supaya diizinkan masuk.

Kurasakan lutut ku melemas saat lidah Teru menari lincah di dalam rongga mulutku. Teru melumat bibirku penuh nafsu. Lidah nya terus menyisiri setiap relung rongga mulut ku dan mengajak lidah ku untuk melawan. Jantung ku berdegup tak beraturan. Dalam sekejap ciuman kami berubah menjadi liar.

“te…teru…” nafas mika terengah.

“ah?!” ujar teru agak kaget saat melihat ku kesulitan bernafas.

“gomen ne… sepertinya aku kelewatan :p” ia tersenyum jahil. Dan memeluk ku erat seakan tak mau melepasku. Dan kami menghabiskan waktu memandangi bulan dalam kesunyian



“udahan yuk berendamnya. Kita makan dulu. Aku lapar” ucap teru memecah keheningan.

“i…iya..” aku mengangguk setuju. Kami keluar dari kolam.. hups.. teru menggendongku lagi >///

“teru~” aku menggumam… lama-lama jantungku bisa copot kalau kau begini terus…



****

[author POV]



Setelah menyantap makanan mereka beristirahat sejenak, teru meminta mika membuka bingkisan yang ia beri tadi. Mika mengambil nya dan membawa bingkisan kecil.

“yang ini kan?” ucap mika. Teru mengangguk pasti.

“bukalah” perintah teru.



Mika membuka bingkisan hijau itu. Betapa terkejutnya ia mendapati sebuah kunci. Mika menatap wajah suaminya itu. Teru hanya tersenyum…

“Happy birthday dear. Itu kunci rumah kita. Besok aku akan membawa mu ke sana” jelas nya.

“uhm..” wajah mika mulai merona. Mika lupa kalau hari ini ulang tahunnya.

“sankyu ne ai” sebuah senyum mengembang di wajah mika. Ia mencumbu suaminya tercinta sebagai tanda terima kasih. teru membalasnya. Memanjakan kekasihnya itu.

“mmhhh~”

Mika mendesah pelan ketika ia kalah bertarung dengan teru dalam rongga mulutnya. Teru berkuasa lagi. Ia mendorong tubuh mika pelan ke atas futon yang sedari tadi mereka duduki.

“kau yang mulai” ujar teru

Mika tak protes ketika teru kini beralih menjamahi lehernya, menjilatinya, dan memberi ‘kiss mark’ di tempat-tempat yang ia lalui sementara tanganya yang bebas menjamahi bagian tubuhnya. Mencari tali pengikat yukata yang membungkus tubuh wanitanya.

Teru tersenyum simpul ketika ia mendapati benda yang di cari, menariknya hingga yukata itu terbuka dan memperlihatkan tubuh mika yang hanya berpakaian dalam saja. Teru semakin bersemangat. Ia meneruskan kegitannya, membuat tanda merah kecil ke arah buah dada mika. Lagi – lagi tangannya menjalar, mencari pengait yang membungkus bagian yang hanya di ciptakan untuk wanita itu. Mika sedikit mengangkat punggungnya. Dengan lincah teru membuka pengait dan menurunkan bra milik mika hingga benda itu benar-benar terlepas dari tubuhnya.



“uhmm… te..ru..~”

Mika mendesah lagi saat teru bermain di kedua dadanya. Menjilatinya penuh nafsu, menghisapnya seperti bayi yang haus dan sesekali menggigitnya. Tanganya yang bebas menjamahi dada mika yang tak terjamah mulut teru. Memilin – milin putting wanita itu, membuat sensasi nikmat yang baru pertama kali ia rasakan. Teru bergerak turun perlahan ke bagian perut hingga paha. Membuat mika semakin berhasrat ingin di sentuh. Ia mendesah lebih sering, tanpa sadar desahannya membuat teru semakin berhasrat.

“aaaah~”

Teru mulai bermain di daerah bawah. Mengusap bagian bawah mika yang masih tertutup celana dalam. Ia merasakan miliknya kini basah. Gesekan – gesekan yang timbul membuat kenikmatan tersendiri baginya. Ia tahu ia ingin lebih!

“buka~”

Mika memberi komando. Teru tersenyum lebar mendengarnya. Ia menurunkan pelan kain satu-satunya yang masih melekat pada tubuh wanitanya ke paha, betis, hingga terlepas seluruhnya. Kini mika benar – benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Membuat teru semakin bernafsu melajutkan permainan nya. Ia menuntun mika membuka lebar pahanya agar tercipta tempat yang cukup baginya. Lagi – lagi ia bermain di vagina mika. Menjilatinya, menghisap dan memasukkan lidahnya ke dalam ‘mika’. Mika menutup matanya rapat-rapat menikmati sensasi yang di buat teru padanya.

“ah~ aaaaaah~ uuhm~ te..ru~”

Desahan mika semakin menjadi saat kekasihnya menyentuh bagian-bagian yang membuat mika mencapai klimaks nya.

“di situuu~”

Tanpa protes teru mengikuti keinginan mika. Ia menjilati dan menggigit kecil tempat yang menjadi puncak klimaks nya.



“aaaaaaaaaahhh~”

Sebuah desahan panjang terdengar ketika mika memuntahkan cairan kental ke mulut prianya. Teru tak bergeming. Ia terus menjilati cairan itu hingga habis. Membersihkan vagina mika yang berdenyut dan hangat.



“mikaaaa~”

Teru merayap ke atas mika. Ia melahap lagi mulut mika. Mika membalasnya tanpa mempedulikan teru yang habis menjilati cairannya sendiri. Mereka berguling. Kini mika yang berada di atas. Ia melakukan hal yang sama. Membuka yukata teru dan mulai membuat tanda merah kecil pada tubuh kekasihnya. Di mulai di bagian leher terus hingga menjalar ke dadanya yang bidang dan turun ke perut. Mika menurunkan pelan celana dalam teru dan membuat nya sama sepertinya tanpa busana. Membelai, memijat dan meremas ‘milik’ teru. Membuat teru mengerang dengan apa yang dilakukan istrinya.



Entah setan apa yang merasuki mika kini. Ia mulai menjilati penis teru yang cukup besar. Menjilatinya seperti lolipop dan melahapnya. Melakukan gerakan keluar-masuk dari mulutnya. Teru merasakan ‘milik’nya menegang dan mulai mengeluarkan cairan. Erangan teru membuat mika semakin cepat mengocoknya. Teru menjambak rambut mika. Menghentikan mika melakukan aksi nya

“come here honey…”

Mika menurut. Ia merayap ke atas tubuh suaminya. Teru melingkarkan tangannya ke punggung mika. Merapatkan tubuhnya dengan tubuh mereka hingga dada mereka kini berhimpitan. Ia meraih mulut mika dan mulai menghisapnya kemudian berguling lagi berganti posisi.

“aaakh…”

mika merintih sakit saat pria itu memasukkan telunjuknya ke liang mika tapi di saat bersamaan ia merasakan sensasi nikmat itu terulang lagi.

“aaah~ ah~ aaaaah~ faster”

Mika mulai mendesah. Teru mengerti kekasihnya kini mulai menikmatinya. Ia memasukkan jari keduanya. Membuat mika sedikit kesakitan. Namun ia tetap tak berontak terhadap apa yang dilakukan teru padanya. Mika merasakan cairan itu keluar lagi dari vaginanya.

“kau nakal teru”

Teru hanya tersenyum licik penuh kemenangan.

“aku hanya ingin melonggarkannya dulu sayang.. you will love it”

Teru mulai memasukkan ‘milik’nya ke liang mika. mika merasakan selaput daranya kini terkoyak. mika sedikit mengerang kesakitan namun teru tak peduli, ia mulai memainkan permainannya. Mika mencoba mengikuti iramanya. Menaik-turunkan pinggul mereka, mencari kepuasan bersama.

“aaaah~ uhmmm~ teru~ aaah~”

“mika..uuuh.. aahk~”

Desahan mereka bersahutan. Membuat teru semakin gila melanjutkan permainannya. ia mempercepat gerakannya penisnya yang keluar masuk liang mika. Sampai mereka berdua mencapai klimaks masing – masing.



****



Matahari tanpa izin menghampiri dua insan yang tengah tertidur lelap di bawah naungan selimut mereka. Memaksa mereka bangun dari tidurnya

“kyaaaaaa”

Mika berteriak kecil saat mendapati tubuhnya tak berbusana. Ia meringkuk lagi dalam selimut. Mengamati sekeliling mereka yang berantakan, mengenang apa yang mereka lakukan semalam membuat nya merona. Teru yang terbangun akibat teriakan kecil mika hanya terkekeh.



“aku mandi duluan” ujar mika sembari menyambar handuk tak jauh dari tempat ia tidur. Ia menyalakan shower dan mulai membasahi tubuhnya.

Krieek… Teru menghampiri mika. Mika tak menyadarinya. Pikirannya sibuk mengenang kejadian yang mereka lakukan tadi malam.

Grep…

Teru memeluk mika dari belakang. Tangan kanan nya meraba payudara mika, sedang tangan satunya menyentuh bagian bawah mika.

“aku juga mau mandi” ia tersenyum jahil



“eeeeehhhh”

mika protes, teru tak memperdulikannya. Ia mulai meremas buah dada mika. Membuat mika merasakan sensasi itu lagi. Ia tak menyangka teru masih punya tenaga untuk menjutkan ke ronde selanjutnya.



-The End-

***********************************

Gomen kalo jelek. Ini FF smut pertama saia X3

*ga tau harus bangga ato pundung*



Yes! Saya nikah sama teru XDD

*author di keroyok masa*



Please coment….

m(_ _)m

History of The Other Side [Chap 9]

TITTLE : History of The Other Side [Chap 9]

STARRING :
- Versailles Philharmonic Quintet
- The Gazette
- Mikazuki Terukichi no Moonrace
- Uversailles Noochan 信夢輝 みく
- Permana TheLast HumanClan
- PanZie Visual 系 Suki
- Iman Kazuhiro
- Kitagawa 'kei-chan 葵' Kyouharu
- Yuta 'uke' Yutaka


GENRE : action *0*/

RATING : kurang lebih 15th, bisa nego lah XDD

COPYRIGHT : dilindungi UUD yang berlaku buatan saia ^o^V

DISCLAIMER : TERU IS MINE !!!!! XDD *bawa kabur teru*


Halooooooooo minna^o^/

History of The Other side nongol lagi… saia harap kalian tidak bosan untuk membacanya XD *plaaaaak* maap kalo kelamaan nongol. Author na kaga ada waktu nyelesain inih fic =o=)v

Okey. Langsung sajah. Ini dia cuplikan chap sebelumnya
Enjoy~~~~

*********

============
Kantor versailles
============

1 bulan kemudian

Kamijo, hizaki, yuki, teru, nobu dan teguh sedang mengadakan meeting di ruangan kamijo, sedangkan zie sedang pergi entah kemana tanpa pamit pada versailles. Bahkan handphone nya tak bisa di hubungi sejak kemarin

“sesuai rencana, kita akan menyerbu markas the gazette malam ini. Bagaimana dengan persiapannya?” ucap kamijo

“semuanya sudah di persiapkan” jawab hizaki

“bagus… oya teru, apa kau sudah benar-benar sehat? Kau yakin mau ikut menyerang juga?”

“ya. Aku sudah baik-baik saja. Lagi pula, aku harus membalaskan kematian ayah dan ibu ku yang mereka bunuh 5tahun lalu”

“baik kalau begitu. Yuki dan teru, kau memimpin regu 1. menyerang dari bagian barat”

“baik”jawab yuki

“teguh, memimpin regu 2 menyerang dari selatan”

“baik!!” ucap teguh

“hizaki, memimpin grup 3 menyerang dari utara”

“karena zie belum juga di bisa di hubungi, sebaiknya zie ikut nobu mengawasi keadaan dari pusat komando”

“iya” sahut nobu

“dan aku akan menyerang dari timur”

**************
Here’s the story
**************

Matahari telah menyembunyikan sinarnya… siang telah berganti malam. Seluruh anggota the gazette sedang berkumpul untuk merencanakan kepindahan markas mereka ke paris

“besok, kami akan meninggalkan jepang dan pindah ke paris. dan sesuai rencana , kalian akan menyusul kami bergantian” jelas reita

“sesuai informasi yang telah kalian dapatkan, kami telah memilih beberapa orang untuk tetap tinggal di jepang dan menyelesaikan misi-misi yang masih harus di kerjakan” uruha ikut bicara

BRAAAAAAAAAAK!!!

Pintu ruangan itu terbuka keras. Sosok zie muncul di sana

“gawat tuan!!!!”

“ada apa?” jawab ruki serius

“aku mendeteksi ada penyusup dalam jumlah besar memasuki daerah markas kita. Jaraknya sekitar 30km dari sini. Aku yakin mereka adalah versailles yang mempercepat rencana mereka untuk menyerang the gazette”

“cih.. mengganggu saja” gerutu kai

“ berapa lama mereka akan sampai di sini?” tanya ruki

“sekitar 25menit”

“baik. Semua member The GazettE!!!! Bersiaplah untuk menghabisi mereka!!” seru ruki memberi perintah

“baik tuan!!!!”

******************

[AUTHOR POV]

“mika, bagaimana kondisi mu?” tanya satoshi saat mengunjungi mika di kamarnya.

“setidaknya sudah lebih baik… kau tahu, aku masih bingung dengan sikap tuan ruki. Kenapa ia menyelamatkan ku? Padahal aku telah membuat kesalahan yang besar”.

“ya… tindakan mu itu memang sangat bodoh” respon satoshi seraya duduk di samping mika

“…” mika tak bersuara. Ia hanya tertunduk meratapi kebodohannya

Satoshi menepuk lembut kepala gadis itu

“sudahlah.. tak perlu kau pikirkan. Sekarang kau harus segera bersiap. Versailles menyerang. Kita harus menghabisi mereka”

“versailles menyerang?”

“akhir-akhir ini mereka memang menyebalkan. Selalu saja mengganggu. Sepertinya mereka sudah bisa mengendus gerak gerik kita” gerutu satoshi

“begitukah?”

“ya”

Gadis berambut hitam sebahu itu kini beranjak dari tempat tidurnya

“mau kemana?”

“tentu saja menghabisi versailles. Kau juga sebaiknya mulai bersiap satoshi”

“apa kau yakin?”

“ya… kurasa, dengan kondisi ku saat ini aku masih bisa menghabisi banyak orang. Itu bisa membantu kan?”

“kau benar mika...”

“ya. Karena itu.. sebaiknya kau pun bersiap. Aku yakin tak kan mudah mengalahkan mereka kali ini”

“mika…”

“apa?” jawab mika datar. Ia masih sibuk menyiapkan handgun kesayangannya

“berjanjilah….jangan mati” ucap pria itu seraya beranjak pergi meninggalkan gadis itu sendiri di kamarnya

“bicara apa kau... bodoh” gumam mika

************

DHUARRRRRRRRR!!!

Sebuah ledakan yang lumayan besar memecah keheningan malam itu. Asap hitam mulai mengepul dari kobaran api yang menjadi tempat terjadi nya ledakan. Beberapa anggota versailles tewas seketika di susul ledakan ledakan lainnya.

“hati-hatilah. Sepertinya mereka memasang banyak ranjau di sekitar sini” perintah kamijo lewat earphone yang tersambung kepada semua member.

Jarak antar versailles semakin dekat dengan markas the gazette. Kondisinya tenang sekali. Seperti tak ada tanda-tanda kehidupan di sana.

“ARRGH!!!!”

“UWAAAAAA!!”

“UGH!!”

Terdengar teriakan dari member-member versailles yang lain. Disusul hujan peluru yang di lancarkan pihak the gazette.

“sial” keluh yuki

Baku tembak antara kedua belah pihak pun di mulai di iringi jerit kematian member versailles. Darah mulai berceceran dimana mana memenuhi hutan yang gelap malam itu. The gazette tampak lebih unggul sampai yuki bisa menembak mati member the gazette yang menyerang mereka dengan rifle nya. Versailles semakin gencar menyerang the gazette. Kini mereka sudah mencapai halaman markas the gazette. Namun semua itu tak semulus yang mereka harapkan. Anggota the gazette kini sudah bersiap di tempatnya masing-masing.

Pertempuran antara the gazette dan versailles berlangsung hebat. Pihak the gazette mampu ‘melayani’ tamu mereka walaupun mereka memang kalah jumlah.

****************
[ di dalam markas ]
*****************

“Kalian sudah siap?” tanya ruki

“ya!!” jawab mereka mantap.

“baik. Seperti yang telah kita rencanakan. Kita akan berpencar dan bertemu di tempat itu besok. Keberangkatan kita ke paris di tunda sampai kondisi memungkinkan untuk pergi ke sana”

Setelah pembicaraan singkat itu para bos dan wakil masing-masing segera berpencar dan berusaha keluar dari hutan itu menuju ke tempat yang di jadikan spot untuk berkumpul.

*****************
[di pihak versailles]
*****************

Yuki dapat mencapai gedung versailles itu bersama teru yang ikut membantunya. Pasukan mereka telah tewas terkena hujan peluru dan ledakan-ledakan perangkap yang di pasang the gazette. Kini tinggallah mereka berdua. Walaupun kondisi mereka penuh luka akibat baku tembak yang terjadi, mereka tetap bersikukuh akan menghancurkan the gazette.

“kau tidak apa-apa teru?” tanya yuki

“aku tidak apa-apa” jawabnya mantap.

Mereka berdua kini masuk menyusuri gedung yang menjadi markas the gazette.

Sementara itu kamijo, dan hizaki, pun telah mencapai markas the gazette dari arah yang berbeda dengan arah yuki dan teru.

Langkah kaki kai, kyou dan aoi terhenti begitu mereka melihat kamijo serta hizaki di iringi beberapa anggota versailles yang masih hidup mengahadang mereka di depan pintu.

“menyerahlah. Kalian sudah terkepung” ucap kamijo dengan tatapannya yang memancarkan keseriusannya.

“jangan bercanda” ucap aoi datar

DORR DOR DOR

3 tembakan barusan mengarah langsung kepada kamijo dan hizaki, tetapi dengan cepat keduanya menghindar, dan sebagai gantinya 2 member versailles tewas seketika.

“kau ini lama sekali kak” gerutu kyou

“ahahaha… maaf” ucap pria yang baru saja datang dan menembakkan pelurunya itu di selingi gelak tawanya

“kau…..” ucap hizaki. Matanya terbelalak. Ia tak menyangka bisa melihat sosok pria yang sudah lama ia kenal itu di sana

“ZIE!!!!” kamijo geram

“hai….apa kabar kamijo sempai? Hizaki sempai? ” balas pria itu dengan senyum liciknya

“sudahlah… tak perlu basa basi. Cepat habisi saja mereka” perintah aoi dengan nada sedikit kesal

Lalu keempatnya pun menyerang versailles. Kyou dan zie menghabisi pasukan versailles yang semakin banyak berdatangan ke markas the gazette. Sementara itu, aoi melawan kamijo dan kai melawan hizaki.

“mereka terus berdatangan seperti semut saja” keluh kyou

“mereka Cuma semut, habisi saja…” ujar zie santai

Keduanya memang ahli dalam perkelahian jarak dekat seperti ini. Dengan mudah mereka dapat menghindar dan balas melawan serangan yang di tujukan kepada mereka. Satu per satu musuh mereka bisa di taklukan dengan mudah.


***************
Di sisi lain
***************

BRAAAAAAAAAK!!!

Teru mendobrak paksa salah satu pintu ruangan di markas the gazette. Ia mendapati ruki dan mika berada di sana.

“hm… merepotkan saja. Padahal kuharap kalian bakal mati sebelum mencapai tempat ini” ucap ruki angkuh

Teru mulai menodongkan handgunnya ke arah ruki . ia ingat jelas pria yang membunuh
Kedua orangtua nya itu lima tahun lalu.

“terukichi…” Batin mika. “sepertinya ingatannya sudah pulih. Dan kak yuki…”

DOR! DOR! DOR! DOR!
Teru menembakkan hangunnya ke arah ruki dan mika

“matilah kalian! Terima lah pembalasan kematian orang tuaku!”
Teru menarik pelatuk handgunnya berkali-kali. Sedangkan ruki dan mika dengan mudah menghindar.

“tenanglah teru. Kalo kau brutal begitu mereka akan dengan mudah mempermainkanmu”

“cih..”

“ahaha.. benar apa yang teman mu katakan, kau bodoh sekali..”ucap ruki dengan nada merendahkan


**********
Di sisi lain
**********

“nobu, bagaimana kondisi saat ini?” tanya teguh lewat earphone nya

“kamijo dan hizaki sempai telah sampai di markas the gazette begitu pula dengan yuki sempai dan teru sempai. Seperti nya mereka sedang bertarung”

“bagaimana dengan anggota the gazette?”

“hei, aku mendapati beberapa orang berlari ke arah mu teguh sempai. Ku rasa mereka adalah the gazette. Aku tak mendapati alat pelacak versailles pada mereka”

“baik, aku akan menghadang mereka dari sini”

“hati-hatilah sempai. Jumlah mereka lumayan banyak. Bagaimana kondisi di sana?”

“pasukan ku tinggal 15 orang. Tetapi banyak yang terluka”

“sem…”

DHUARR!!!
Sebuah ledakan bersarang di dekat nobu berada.

“nobu… nobu… kau baik-baik saja? Nobu!!!!!”

“……” tak ada jawaban

“sial!!! Aku takkan memaafkan kalian the gazette!! pasukan! Bersiap di posisi masing-masing. Kita kedatangan tamu! Habisi mereka…”

“baik!!!”

Tak lama kemudian reita dan satoshi serta beberapa anak buah the gazette melintas di tempat teguh. Versailles tak tinggal diam. Mereka langsung menyerang.

DOR! DOR! DHUAR!

Beberapa anggota the gazette tewas, menyisakan satoshi, reita, dan 5 orang anggota the gazette. Mereka terkepung.

“cih… ku serahkan pada mu satoshi” ucap seorang pria ber-noseband

“baik. Tuan…”

Satoshi bersiap pada posisinya di ikuti anggota lainnya. Sementara itu reita menyulut api pada rokok nya dan mulai menghisapnya kemudian mengepulkan asap putih itu ke langit malam. Dan perkelahian pun di mulai…

Anggota versailles menyerang dengan agresif, namun satoshi mampu mengimbangi mereka dan tak membiarkan seorang pun menyerang reita. Satu per satu anggota versailles dan the gazette itu tewas. Sementara reita masih berdiri tegak dengan angkuhnya di sana.

“hei” teguh keluar dari persembunyiaanya

DOR! DOR! DOR!
Teguh segera menembakkan timah-timah panas dari larasnya.Reita menghindar. Satoshi langsung menyerang teguh. Serangan demi serangan satoshi lancarkan. Teguh tak mampu mengimbanginya. Beberapa pukulan telak mendarat di tubuh teguh. Pria itu tak tinggal diam. Sebisa mungkin ia membalas serangan yang satoshi lancarkan.

Dari belakang, beberapa anggota versailles mencoba menikam reita.

“sampah!” gumam reita. Ia menyerang anggota versailles itu dengan tangan kosong. Serangan-serangan mematikan ia kerahkan yang mampu menghabisi mereka dalam sekejap.

“huh… benar-benar memuakkan. Cepat habisi dia. Lalu kita segera pergi dari sini” ujar reita

“ya…”
Satoshi mulai melancarkan serangan nya lebih intensif. Teguh kini tak dapat membendungnya.

Pria bernoseband itu kini mneyiapkan handgunnya.

“sato..” ucap reita lagi

Pria berambut hitam itu langsung mengerti dan menghindar.

DOR!
Satu tembakan melesat langsung ke arah tubuh teguh. Pria itu tumbang dan terjatuh ke tanah. Satoshi dan reita kemudian melanjutkan perjalanan menuju tempat yang di tuju.

******************
Di tempat pengintaian
******************

Seorang pria berparas cantik di ikuti seorang pemuda menghampiri tempat pengintaian versailles yang telah hancur akibat ledakan tadi

“ho… jadi dari sini mereka mengintai kita?” ujar uruha

“sepertinya begitu, teknologi yang mereka gunakan hebat juga. Sayangnya, semua telah hancur akibat ledakan tadi”

BRAK
Nobu keluar dari runtuhan yang menimpanya

“ada yang masih hidup tuan” ujar iman

“hanya sampah. Habisi saja”

“baiklah”

Iman menyerang nobu tanpa ampun. Gadis yang masih tumbang itu melawan sebisanya.

“sudahlah. Jangan main-main terus iman” gerutu uruha

“ahaha~ padahal tadinya aku ingin bermain-main dulu sebentar tuan. Dari tadi aku bosan melawan pria terus”

“jangan anggap remeh aku” nobu mengambil sebuah handgun dari saku nya dan menodongkannya tepat ke wajah iman

“cih” uruha melenggang pergi dari tempat itu

“ah.. tunggu aku tuan” iman kemudian memukul keras tangan nobu, membuat handgun itu terpental jauh, kemudian mengunci tangan nobu.

“seorang gadis seperti mu tak pantas bermain handgun” ucap iman. Ia kemudian memukul keras punggung nobu dan membuat nya tak sadarkan diri lalu pergi menyusul uruha yang telah jauh meninggalkannya.

****************
Kembali ke markas
****************

Teru memburu ruki. Niatnya untuk membalas dendam benar-benar memenuhi dirinya. Perkelahian pun terjadi. Teru menyerang ruki bertubi-tubi. Ruki menghindar dan lari dari tempat itu di ikuti teru. Kini tinggal yuki dan mika dalam ruangan itu. Mika menyiapkan handgunnya

“mika…apa kau masih tak percaya aku ini kakakmu?”

Tak ada jawaban. Gadis itu hanya diam saja

“baik… kalau begitu, aku akan membawa mu secara paksa” yuki bersiap menyerang mika

Mika mulai menembaki yuki yang kini berlari dan berlindung di balik tembok. Sesekali yuki balas menembak dari persembunyiaanya. Baku tembak antara keduannya masih terus berlangsung

“gawat, peluru ku sudah mulai habis” gerutu yuki “aku harus memperpendek serangan”

Yuki mulai berlari mendekati mika sedangkan mika terus menembakinya. Sampai pelurunya pun habis.

“cih” gerutu mika. Ia membuang handgunnya dan mengambil posisi untuk perkelahian jarak pendek.

DUAGH
Tanpa ragu yuki menyerang mika. ia berhasil mendaratkan tendangannya ke tubuh mika. Gadis itu balas menyerang. Pertempuran jarak pendek pun terjadi. Tendangan dan pukulan terus yuki berikan kepada mika, tapi mika mampu mengimbanginya dengan baik.

BUGH

Yuki berhasil melancarkan tendangannya ke tubuh mika dan membuatnya terhempas ke tembok

“ugh..”
Warna merah kental itu dengan leluasa mengalir dari kepala mika dan beberapa luka yang belum tertutup di tubuh gadis itu terbuka kembali. Ia kini merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

“menyerahlah.. aku tak ingin menyakiti mu lagi. Ini sangat menyakitkan bagi ku” ucap yuki

“…” gadis itu kini hanya diam dengan tatapan mata tajamnya yang dingin yang terus menatap yuki. tubuhnya sudah tak mampu bergerak lagi

Yuki mulai mendekati mika. Ia mengulurkan tangannya ke arah mika
“ayo ikut aku”

DOR
Sebuah peluru menerjang tangan yuki, tapi yuki dengan sigap mampu menghindar dari serangan itu.

Yuki berdiri tegak ke arah peluru itu datang, sosok ruki muncul di sana.

“tak kan semudah itu kau ambil dia dari ku. Dia milikku!” ucap ruki sangar

“apa maksudmu? Mika itu adikku!!” yuki balas menjawab dengan nada tinggi


DOR
Sebuah peluru kini datang dari arah lain menghampiri ruki. Ruki menghindar.

“teru…” ucap yuki saat melihat temannya berdiri di sana

“tuan.. maaf…. Aku…. Aku, benar-benar tak berguna” ucap mika seraya bangkit dari duduknya walau rasa sakit menimpanya dan mencoba melawan yuki.

“Yuki.. awas!!!” teru mulai menembakkan peluru nya ke arah ruki

Mika menendang handgun milik teru dan mulai menyerang pria berambut putih itu. Begitu pula dengan ruki dan yuki yang juga mulai bertarung.

Nampak teru kewalahan menghadapi serangan dari mika. Teru memang tak pandai dalam pertarungan jarak pendek.

BUAGH
Teru tersungkur ke lantai dimana handgunnya terjatuh. Ia segera meraihnya dan menembakkan peluru ke arah ruki dan yuki

DOR

Mika berlari secepat yang ia bisa dan melindungi kedua orang yang tengah sibuk berkelahi itu sampai tak menyadari peluru yang teru tembakkan. Tubuh mika ambruk begitu peluru bersarang tepat di jantungnya, ia tewas.

“MIKA!!!!” Jerit yuki.

“kao benar-benar bodoh mika” ruki berlari dari tempat itu dan menghilang tanpa jejak.

“yuki san.. tadi kau bilang, mika?” tanya teru pada pria yang tengah memeluk tubuh mika

“mika, bangunlah…” pria berambut coklat itu menguncang-guncang tubuh gadis yang kini ada di hadapannya

“UGH… kepala ku terasa sakit!” ujar teru. Ia jatuh. Rasa sakit yang tak tertahankan kini melanda kepalanya. Ada bayangan seorang gadis yang sangat ia kenal. Gadis itu mika.

“MIKA!” teru menjerit. “aku ingat.. aku ingat, kau adalah gadis yang menolongku saat aku jatuh dari jurang. Aku…….. apa yang telah ku lakukan. Aku malah membunuhmu. Maafkan aku!! Maafkan aku!!! Ku mohon bangunlah!!!!”
Teru menghambur mendekati tubuh gadis yang sudah tak bernyawa lagi di pelukan yuki.

“maafkan aku… maaf….” Pria itu kini mulai menitikan air mata. Ia melepas handgun dari tangannya dan berlutut di hadapan yuki

“yuki… maafkan aku. Aku… aku … aku sungguh menyesal. Aku tak ingat kalau gadis ini mika” ucap teru lirih

“sudahlah… ia tak mungkin kembali. Waktu pun tak dapat di putar kembali. Aku… gagal menjadi seorang kakak baginya. Aku… gagal melindunginya. Padahal sampai saat terakhir pun, ia masih melindungi ku. Kakak macam apa aku ini?” yuki memeluk erat tubuh mika yang semakin dingin itu. Darah masih terus keluar dari luka tembak di dada dan luka-luka lainnya yang kini mewarnai tubuh yuki.

Yuki bangkit. Ia menggendong tubuh tak berdaya itu pergi di iringi teru yang mengikuti nya dari belakang. Mereka menghilang di tengah gelapnya hutan yang kini telah sunyi kembali itu.

Tak ada pertempuran lagi.
Tak ada jerit kesakitan lagi.
Hutan itu kini benar-benar kembali tenang dan sepi dengan banyak nya mayat yang bergelimpangan serta darah yang berceceran menodai hutan itu.

“Karna ada yang terbunuh lalu ada yang membunuh. Karena membunuh lalu terbunuh. Begitu lah takdir…” gumam yuki

*****************
Satu tahun kemudian
*****************

Seorang gadis berdiri di depan target. Ia memasang posisi untuk menembak ke target yang tengah berlari ketakutan itu.

DOR! DOR! DOR!
Gadis itu menembakkan peluru peluru dari riflenya. Orang yang menjadi targetnya itu tewas dengan 3 peluru bersarang di tubuhnya. Darah segera menyebur dari tubuh pria yang jadi target itu

“gerakan mu barusan payah. Kau harus banyak latihan yuta” ucap ruki yang kini menghampirinya

“aku akan banyak latihan. Yang penting misi kali ini selesai. Aku telah membunuh pria tak berguna itu”

“yah.. ini lebih baik dari minggu lalu. Tapi kau akan mati lebih cepat jika berani menggunakan cara seperti itu”

“sudah lah… ayo kembali ke markas. Aku sudah muak di sini”

“apa kau yakin dengan keputusan mu?”

“ya. Aku ingin jadi kuat. Aku ingin membunuh mereka yang telah membunuh kai dan keluarga ku. Aku ingin mereka semua mati” ucap gadis itu dingin

“baiklah.. aku akan melatihmu” ucap ruki


The gazette kini telah berpindah ke paris. Tapi hanya beberapa orang yang selamat. Ruki, yuta, kyou, zie, aoi, uruha, iman, reita, dan satoshi. Mereka kini mulai membangun kembali organisasinya.

Sementara itu member versailles yang masih tersisa kembali ke amerika dan bergabung dengan FBI

************

Seorang pria paruh baya memegang seikat bunga mawar berdiri di hadapan sebuah makam

“aku takkan meninggalkan mu lagi. Aku akan menemani mu setiap hari” ucap yuki


~T H E E N D~



Huweeeeeee TwT)v
Akhirnya History of The Other Side tamat juga TTATT

Maap kan saia kalo ending nya jadi begini minna ToT
maapkan saia karna action na kurang berasa. susah banget bikin deskripsi action.
Maap kan saia juga kalo banyak yang teraniaya di fic inih
*sungkem*

Seperti biasanya, di tunggu kritik, saran, amukan, cacian dan pujian (kalo ada)


Sankyu buat yang udah baca
*mewek*

History of The Other Side [Chap 8]

TITTLE : History of The Other Side [Chap 8]

STARRING :
- Versailles Philharmonic Quintet
- The Gazette
- Mikazuki Terukichi no Moonrace
- Uversailles Noochan 信夢輝 みく
- Permana TheLast HumanClan
- panZie VisualKei Suki

Spesial Guest : girugamesh memba (shuu, nii, ryo)

GENRE : action *0*/

RATING : kurang lebih 15th, bisa nego lah XDD

COPYRIGHT : dilindungi UUD yang berlaku buatan mika ^o^V

DISCLAIMER : TERU IS MINE !!!!! XDD *bawa kabur teru*

Halo minna^0^/
Bertemu lagi dengan saia “author narsis nan odonk” di History of the Other Side chap 8
Jadi kalo readers sekalian mengalami berbagai efek samping dari fic ini, seperti muntah2, kejang2, atau penyakit lainnya.. author tidak bertanggung jawab XDDD
*d timpuk satu epbe*

Maapkan saiah kalo chap ini lama banget nongol na m(_ _)m

********************************************

Masih ingatkah fic sebelumnya??
Ini dia cuplikannya

Mika masuk ke keramaian kota, ia mencoba berbaur dengan masyarakat sekitar, mencoba bersembunyi dari kejaran Versailles.

“jangan ada yang menembak! Orang awam bisa terluka” perintah kamijo

Namun naas, tak berapa lama kemudian kamijo melihat mika, dan mereka kembali mengejar mika. Mika berlari lagi, ia tak peduli keadaan sekitar. Ia menyiapkan handgunnya.

“itu kan, mika” ucap seorang pria dengan kaca mata hitam yang mengenakan jas duduk di dalam sebuah mobil Ferrari berwarna biru.
“ya, itu memang mika sempai” ucap seorang temannya.
“kita harus menolong nya” ucap pria berkacamata itu
“tapi sebelumnya kita harus mengalihkan para polisi itu”

mika masih terus berlari di ikuti Versailles dan para polisi. Keadaan bertambah genting. beberapa polisi menghadang jalan mika lagi kali ini.

“cih…”

Dengan cepat mika menarik seorang gadis yang ia temui. Ia menodongkan handgunnya ke arah kepala gadis itu.

“kyaaaaaaaaa!!!” teriak gadis itu

“jangan bergerak, atau ku bunuh dia” ucap mika

Hal itu mampu membuat kamijo dan hizaki serta polisi itu menghentikan aksinya.
“jangan lakukan hal bodoh” ucap kamijo

“sepertinya, aku yang harus mengatakan itu” ia menarik pelatuk handgunnya ke arah seorang polisi yang mengendap-endap di belakangnya. Polisi itu tewas.

“kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!” jerit gadis itu lagi.

“apa yang harus kita lakukan kamijo?” Tanya hizaki
“jangan ada yang bergerak!” ucap kamijo

***

Kamijo menurunkan handgunnya.
“lepaskan wanita itu, dan menyerahlah. Kau sudah terkepung”

“…” mika hanya diam

“cepat lepaskan wanita itu!!” kamijo berlari kea rah mika

“kau bodoh ya?” mika menarik pelatuknya

“kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa jangan bunuh aku!!!” teriak wanita itu menangis

Kamijo menghentikan langkahnya, kini jarak ia dan mika sudah semakin dekat.
Ia menyerang mika dengan kakinya. Mencoba membuang handgun dari tangannya. Dan perkelahian pun di mulai.

Mika dapat menghindari serangan kamijo, dan mengambil jarak dari kamijo dengan tetap menyandera wanita itu.

***

“hei… bangun lah” ucap seseorang di dalam mobil, ia berusaha membangunkan salah satu temannya yang tengah tertidur lelap itu

“ah… jangan bangunkan aku~” rengek pria itu

“ini sangat penting nii, kau bawa ‘itu’ kan?” Tanya nya lagi

“eh? ‘Itu’? untuk apa?”

“sudahlah.. cepat katakan di mana kau menaruhnya!!”

“di kotak yang ada bawah jok…”

“baiklah, shuu, tolong putar arah dan terjang kerumunan polisi itu” perintah pria berkacamata itu pada temannya yang lain
Shuu menuruti apa yang di perintahkan temannya. Mereka memutar arah mobil menuju tempat mika dan Versailles itu berada

Pria berkacamata hitam itu keluar dari mobilnya, setengah berlari ia menuju tempat mika berada. Dan ia melemparkan benda ‘itu’ ke arah kamijo.

DHUARRRRRR!!!

Sebuah ledakan besar terjadi
Kamijo, hizaki dan semua polisi itu terkena efek ledakan.
Membuat mereka terhempas jauh dari mika
Kepulan asap hitam tebal dengan cepat menyelimuti tempat itu…
Membuat mereka tak bisa melihat apa-apa

BUGH

Pria berkacamata itu memukul wanita yang jadi Sandra hingga ia pingsan
Menyadari hal itu mika menodongkan handgunnya kearah pria berkacamaata itu

“mika.. ini aku” ucapnya

“sa…satoshi.. kau?!”

“sudahlah, ayo cepat kita pergi dari sini” pria itu meraih tangan mika dan menariknya masuk ke mobil yang sudah terparkir di hadapan mereka.

Polisi – polisi itu terluka, begitu pula degan kamijo dan hizaki serta orang-orang yang ada di sekitar tempat itu.
Kepulan asap hitam itu mulai hilang terbawa angin
sedangkan sosok mika sudah hilang dari tempat itu

“dia!!” ujar hizaki geram.
“sial…” keluh kamijo ia menghela darah yang mengalir dari kepala nya akibat ledakan barusan

“baiklah.. bawa semua yang terluka ke rumah sakit. Pengejaran hari ini di hentikan” perintah kamijo

“kau tak apa?” ucap hizaki sambil berlari kea rah kamijo. Ia memang terhempas kea rah yang berlainan dengan kamijo

“aku tak apa. Bagaimana dengan mu?”

“kau terluka”

“ini hanya luka ringan..ayo kembali ke kantor”

“kau harus mengobatinya lebih dahulu. Ayo ke rumah sakit bersama yang lain”

“tidak usah…”


***

“terima kasih.. satoshi, nii, shuu” ucap mika

“tak perlu sungkan mika” ucap satoshi sembari membuka kaca matanya

“lama tak bertemu. Kalian dari mana saja?”

“kami bekerja di roma bersama tuan reita”

“begitu kah?”

“shuu, kita ke tempat ryo sekarang”

“baik”

Shuu menuruti apa yang di perintahkan satoshi padanya. Rumah ryo memang tak jauh dari tepat itu. Dalam beberapa menit, mereka telah sampai di rumah ryo

“ryo” ucap satoshi menyapa sahabatnya itu

“oh.. sato! Nii! Shuu!” ucap pria itu

“kami perlu sedikit bantuan” ujarnya

Mika keluar dari mobil itu

“mi..mika senpai??” ucap ryo

“lama tak bertemu ryo” balas mika

“senpai, kau kenapa? Kenapa terluka begitu?”

“sudah berapa kali aku bilang! Jangan panggil aku senpai! Kau bahkan lebih tua dari ku!!!” mika menendang tubuh ryo

“tapi kau lebih lama berada di organisasi ini dari pada aku. Kau kan dulu yang melatih ku” balas ryo sambil menangkis tendangan mika

“hei.. sudahlah” Ucap nii

“lebih baik kita segera masuk sebelum ada yang melihat” sahut satoshi

***
Ryo menggiring mereka semua duduk ke ruang tamu dan segera menyiapkan minuman dingin untuk teman-temannya

“baik, jadi bisakah kau ceritakan padaku apa yang terjadi?” tanya sato

“kemarin malam, pria bernama yuki. Anggota versailles. ia berhasil menangkap ku. Tapi aku berhasil kabur tadi pagi dan di kejar oleh versailles lagi sampai kalian menolong ku. Terima kasih. Mungkin aku akan tertangkap lagi jika kalian tak ada di sana”

“itu tak masalah. Apa yang mereka lakukan padamu? Apa mereka melakukan sesuatu yang…”

“tidak. Semalam aku pingsan. Dan baru sadar pagi hari, itu pun aku berhasil kabur”

“baguslah kalau begitu..”

“kau memang hebat mika senpai.. bisa kabur dengan mudah dari versailles” sambung ryo

“sudah ku bilang jangan panggil aku senpai!” mika melayangkan tangannya ke kepala ryo

“itte >_

TITTLE : History of The Other Side [Chap 7]

TITTLE : History of The Other Side [Chap 7]

STARRING :
- Versailles Philharmonic Quintet
- The Gazette
- Mikazuki Terukichi no Moonrace
- Uversailles Noochan 信夢輝 みく
- Permana TheLast HumanClan
- panZie VisualKei Suki

Spesial Guest : Shaura, Kaya, Mysterious Guys

GENRE : action *0*/

RATING : kurang lebih 15th, bisa nego lah XDD

COPYRIGHT : dilindungi UUD yang berlaku buatan mika ^o^V

DISCLAIMER : TERU IS MINE !!!!! XDD *bawa kabur teru*

Halo minna^0^/
Bertemu lagi dengan saia “author narsis nan odonk” di History of the Other Side chap 7
Jadi kalo readers sekalian mengalami berbagai efek samping dari fic ini, seperti muntah2, kejang2, atau penyakit lainnya.. author tidak bertanggung jawab XDDD
*d timpuk satu epbe*


Yak langsung saja kita simak fic nya...
Douzo m (_ _) m

***

=============
Kantor Versailles
=============

Kamijo masih terduduk di kursinya. Pandangannya kosong menatap langit – langit ruangannya yang berwarna putih. otaknya masih berpikir keras atas kejadian yang akhir -akhir ini terjadi... kejadian saat the gazette mengirimkan surat tantangan untuk tentang pembunuhan Hazuya. Kemudian saat ia tahu bahwa teru ada di tangan the gazette. Dan informasi terakhir yang di dapat bahwa the gazette mengurangi aktivitas kriminalnya. Hal ini semakin membuat kamijo bingung memikirkan cara menangkap the gazette.

Tok...tok...tok...
Seseorang mengetuk pintu ruangan kamijo

“masuklah” ucap kamijo
Hizaki membuka pintu dan mulai memasuki ruangan kamijo.

“oh... Hizaki, ada apa?”
“ini sudah malam, kau belum pulang juga?” tanya hizaki
“belum... nanti saja aku pulangnya”
“apa yang sedang kau pikirkan saat ini?”
Kamijo terdiam sejenak. Kemudian mengambil napas panjang dan mulai bicara

“the gazette... aku memikirkan bagaimana cara mereka bekerja. Bagaimana mereka bisa di hubungi oleh klien mereka. Informasi yang kita dapat tentang mereka sedikit sekali. Sedangkan mereka sepertinya memiliki banyak informasi tentang kita sampai – sampai kita bisa dengan mudah mereka kecoh saat pembunuhan Hazuya”
“ya, aku setuju dengan mu. Aku curiga, jangan-jangan ada mata-mata the gazette di sini”
“aku juga memikirkan hal itu. Kemungkinan itu cukup besar”
“lalu bagaimana teru? sekarang teru bersama mereka kan?”

Kamijo mengangguk kecil

“ya, tapi nampaknya... ia sama sekali tak tertekan walau ia bersama salah seorang the gazette. Aku sempat melihat ia tersenyum kepada gadis bernama mika itu dalam rekaman cctv tersebut. Tapi aku masih bingung kenapa ia bisa melupakan nobu”
“apa mungkin ia hilang ingatan? Atau mereka memang membuatnya hilang ingatan dan merencanakan sesuatu??”
“entahlah, tapi sepertinya teru memang hilang ingatan”
“lalu bagaimana?”
“saat ini, aku ingin teru kembali” ucap kamijo

***
============
Di lain sisi
============

[yuki POV]

“teguh, mau ikut makan?” tanya ku pada junior ku itu. Apartemen kami memang bersebelahan.
“oh.. yuki sempai. Iya, aku ikut... mau makan dimana”
“hm........... terserah kau saja”
“bagaimana kalau kita ke kedai kaya-nesan. Sudah lama kita tidak ke sana?”
“ide bagus..”
“eto... hari ini aku tak bawa mobil. Pakai mobil sempai saja ya”
“baiklah!”

Mereka berduapun segera menuju ke kedai kaya-san yang terletak di jalan amorphous menaiki mobil yuki. Mereka menyusuri jalan kota yang nampak sepi.. udara memang jadi lebih dingin sekarang. Mungkin karena saat ini sudah masuk musim dingin.

Sesampainnya di sana

“yo! Kaya-nesan” ucap teguh seraya melambaikan tangannya pada gadis pemilik kedai makanan itu.
“ah... teguh, yuki! Lama tak mampir kesini, kemana saja kalian?” ucap gadis itu sembari melempar senyum.
“ahaha... gomen ne, kaya san. Kami sibuk sekali, jadi tak bisa mampir. Kau tau kan...bagaimana si kamijo itu”
“ya..ya.. aku mengerti” kaya segera mengangguk kecil sembari tertawa
“em... nesan, aku mau seporsi ramen” ujar teguh
“ok! Yuki, kau mau pesan apa?”
“hm... aku juga pesan ramen deh”
“baiklah... tunggu sebentar ya...” gadis itu menghampiri seorang pria yang menjadi juru masak di kedai itu
“shaura-chan, tolong buatkan 2 porsi ramen super untuk yuki dan teguh ya”
“baiklah kaya-chan. Tunggu sebentar”

***

Teguh dan yuki menghabiskan waktu di kedai kaya-san. Kedai itu memang sudah tutup. Tapi mereka tetap di sana berbicang – bincang dengan kedua sahabat lamanya. Shaura dan kaya.

“eh.. sudah jam 10 malam. Aku harus pulang” ucap yuki
“mau kemana?? Menginap saja di sini. Kalian kan sudah lama tak main kemari” rengek kaya
“gomen ne kaya-san, mungkin lain kali aku akan menginap di sini”
“souka?”
“uhm... kalau aku punya waktu aku pasti mampir lagi ke sini”
“iya kaya-chan. Yuki pasti sibuk sekali dengan kerjaannya” ucap shaura
“baiklah. Tapi kau harus sering datang kemari ya”
“iya. Kau pulang tidak teguh?”
“ehm... tidak ah, besok aku libur. Aku mau menginap di sini. Aku kangen pada kaya-nesan dan shaura-nisan”
“baiklah kalau begitu. Aku permisi dulu ya”
“aku antarkan sampai depan” ucap shaura
“ehm.. tidak usah. Ja ne”

Yuki melangkahkan kakinya keluar kedai. Ia segera memacu mobilnya menyusuri jalan amorphous yang semakin sepi. Hanya ada satu atau dua mobil yang lalu lalang.

Tiba-tiba mata yuki tertuju pada seorang gadis berambut hitam sebahu yang tengah berjalan di taman kota. Tepat di seberang jalan dari posisi yuki sekarang. Ia berjalan menuju bangku taman.

“mika” gumam yuki

Yuki segera berlari menghampiri gadis itu yang kini sedang duduk menikmati pemandangan langit malam.


[AUTHOR POV]


“huft....”
mika menghembuskan nafas panjang. Otaknya masih saja memikirkan kata-kata ruki.

“Apa yang seberannya terjadi pada tuan ruki? Kenapa ia bertingkah aneh akhir-akhir ini? Biasanya ia selalu memarahi ku... tapi tadi, ia malah memelukku...” gumam mika

“mika” ucap seorang pria dengan napas tak beraturan

Seorang pria berambut coklat menghampiri mika. Ia menunduk memegangi lututnya di hadapan mika sehingga ia tak dapat melihat wajahnya.

“mika” ucapnya lagi. Kepalanya masih tertuduk

mika mengeryitkan dahi. Ia tak mengenal orang itu. Tak lama kemudian pria itu berdiri tegap di hadapannya. Mika terbelalak. Pria itu, pria yang pernah bertarung dengannya di rumah hazuya. Pria itu salah satu anggota versailles!

“kau?!!” ucap mika
Ia segera bangkit dan berlari dari tempat itu. Pria itu mengejarnya

“sial! Kenapa aku bisa bertemu dengannya di sini” gerutu mika

Mika berlari di ikuti yuki yang terus mengejar di belakangnya. Ia terus memanggil nama mika. Ia menambah kecepatan berlarinya, mencoba menangkap mika. Tapi mika terus menghindar. Mika terus berlari tanpa kenal arah dan membuat kesalahan... ia berlari ke salah satu gang kecil yang berujung jalan buntu.

“mika.. aku takkan menangkap mu. Aku... hanya ingin bicara pada mu” ucap yuki
“memangnya aku percaya!” mika tampak marah

ia mencoba mencari jalan keluar dari tempat itu, tapi yuki terus menghalanginya. Mika segera menyerang yuki tanpa kenal ampun. Tapi yuki hanya menghindar dan menangkis semua serangan mika tanpa membalasnya.

“mika... kumohon dengarkan aku” ucap pria itu

Mika tak memperdulikan ucapan yuki. Perkelahian antara keduanya tak terelakkan. Mika terus menyerang yuki agar ia bisa segera lepas dari yuki. Serangan demi serangan mika arahkan langsung ke tubuh yuki agar yuki lengah dan ia bisa segera kabur. Sampai akhirnya yuki memegang kedua tangan mika. ia berhasil menghentikan serangan mika yang bertubi-tubi
“lepaskan aku bodoh!” ucap mika
Kali ini mika menyerang yuki dengan kedua kakinya yang masih bebas.

“kumohon dengarkan aku”ucap yuki lirih
Ia memegang erat kedua tangan mika sembari terus menghindar dari serangan mika. tapi mika tetap tak memperdulikan kata-kata yuki. Ia terus berontak agar bisa lepas dari cengkraman yuki

“maaf...” ucap yuki kemudian
Ia memukul punggung mika sampai ia pingsan. Kemudian ia membawa pergi mika ke apartemennya

***

==============
Ke esokkan harinya
==============

Matahari pagi memancarkan sinarnya di sela-sela jendela kamar apartemen yuki. Memaksanya bangun. Begitu ia sadar, ia berada di sebuah kamar yang asing baginya. Ia segera bangun dari tidurnya, mencoba mengingat kejadian semalam.

Kriek
Yuki membuka pintu, ia membawa segelas greentea hangat
“kau sudah bangun?” ucap yuki

Mika hanya diam. Ia berdiri di samping tempat tidur itu dengan tatapan marah.

“minumlah greentea itu, aku tahu kau tak suka susu” ucap pria itu.

Mika mengeryitkan dahi
“kenapa pria ini bisa tahu hal itu? Bahkan anggota the gazette pun tak ada yang tahu hal itu. Siapa orang ini” batin mika

“duduklah... ada yang harus aku bicarakan padamu”
“siapa kau?!” bentak mika
“tenanglah.... aku takkan menangkap mu. Aku hanya ingin bicara pada mu. Setelah itu kau boleh pergi”
“apa maksudmu?!”
“duduklah...” ucap yuki seraya tersenyum
“cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan!”
“huft... ternyata memang susah ya.. baiklah..” yuki berdiri mendekati mika
“jangan mendekat!”
Mika segera mengambil sebilah pisau yang selalu ia bawa dan menempatkannya tepat di leher yuki. Menghentikan gerak yuki

“aku hanya ingin bicara padamu. Dengarlah” ucap yuki. Kini tatapannya memancarkan kesedihan

“cepat katakan!”

“mika, aku ini yuki. Kakak tiri mu. Aku sudah mencari mu selama 10 tahun ini... tapi aku tak menyangkan kita bertemu dalam kondisi seperti ini”

“aku... tak percaya! Aku tak punya kakak!”

“aku tau kau benar-benar mika. adik tiri ku. Luka di bagian atas punggung mu itu adalah bekas luka karena ibu memukuli mu kan?”

DHEEG!
“kenapa ia bisa tahu hal itu juga? Apa dia benar-benar kak yuki? Tapi kak yuki tak pernah menganggap ku adik! Dia tak mungkin kak yuki!” batin mika

“aku sudah lama mencari mu mika. aku menyesal karena dulu aku selalu mencampakkanmu. Aku menyesal... ku mohon maafkan aku”

Yuki memeluk mika walau pisau mika menggores lehernya hingga darah segera keluar dari lehernya. Mika hanya bisa diam. Tatapannya kosong. Ia menjatuhkan pisaunya ke lantai. Kini otaknya terpacu ke masa lalu. Mengingat semua kenangan pahit saat ia masih kecil.

“aku... tak punya kakak!” ucap mika. Ia segera mendorong tubuh yuki hingga ia terjatuh
“mika.. aku benar-benar yuki. Kakak tiri mu...”
“aku tak percaya!”
“lihatlah foto itu” yuki mengarahkan telunjuknya ke sebuah foto yang terletak di atas meja. Foto yuki, mika dan ayah mereka.
“a...yah” ucap mika tak percaya
“aku minta maaf atas kesalahan ku dulu mika. Aku ingin kau tinggal bersama ku. Aku akan meninggalkan versailles, begitu juga kau. kau juga harus meninggalkan the gazette. Ayo kita mulai kehidupan baru bersama”
“tidak!! aku tak percaya padamu!” ucap mika setengah teriak
“sebegitu benci nya kah kau padaku?” yuki
Mika segera melangkahkan kakinya keluar dari apartemen yuki. Namun, yuki tak mengejarnya. Kini ia larut dalam kesedihan
Mika membuka pintu apartemen yuki yang memang tak di kunci dan segera melangkah pergi meninggalkan yuki sendiri.

“loh... itu kan... mika! Anggota the gazette itu” ucap teguh yang kebetulan melihat mika naik taksi dari apartemen mereka.

Teguh segera mengambil ponselnya untuk menghubungi kantor versailles..

“moshi-moshi.. kantor versailles di sini” ucap nobu
“nobu! Ini teguh! Barusan aku melihat mika pergi naik taksi dari apartemen ku. Aku tak tahu apa yang ia lakukan dan ada perlu apa... aku perlu bantuan!”
“eh... benarkah! Gadis yang bersama teru sempai waktu itu?”
“iya gadis itu”
“baiklah.. apa yang bisa kami bantu?”
“aku ingin kalian mengikuti taksi berwarna biru dengan nomor V 15-151 PQ. Mereka menuju ke arah jalan Catharsis”
“baiklah.. aku akan segera mengirimkan bantuan. Semoga kita bisa dapat petunjuk tentang teru sempai”
“ya”

Teguh memutuskan sambungan telponnya. Nobu segera berlari ke ruangan kamijo untuk memberitahukan masalah ini

“eto... kamijo sempai. Teguh! Teguh melihat mika menaiki taksi ke arah jalan catharsis”
“benarkah?!! Segera hubungi polisi setempat. Minta mereka berpencar untuk mencari taksi itu. Kali ini kita tak boleh melepaskannya!”
“iya”
“tolong kumpulkan seluruh anggota. kali aku sendiri yang akan memimpin misi ini” ucap kamijo penuh amarah

***

[Mika’s mind]

Apa – apaan ini?
Kenapa semua jadi begini?
Sial!
Kepala ku jadi sakit memikirkan hal ini...
tuan ruki.. dan juga dia.

Aaaaaarrrrg!!!
Kenapa mereka semua menganggapku adik?
Mana yang harus ku percaya?
Apa yang harus aku lakukan!!
Sial! Sial! Siaaaaal!

Pria itu?
Kak yuki?
Apa benar pria itu kak yuki?
Ia tahu tentang jati diri ku dulu... mungkin ia memang kak yuki...

Ah! Tidak! Semua itu bisa saja rekayasa!
Aku tak boleh percaya padanya
Aku tak boleh menghianati tuan ruki!!
Dia telah banyak membantu ku sampai sekarang aku jadi begini.

***


[AUTHOR POV]

Taksi yang di naiki mika berhenti. Ada kemacetan yang disebabkan operasi penyelidikan yang di lakukan polisi untuk mencari mika.

“gawat” gumam mika
“saya turun di sini saja pak” ucap mika
Ia segera membayar ongkos taksi dan berlari menjauh dari polisi-polisi itu.

“kenapa semua makin parah sekarang?” gerutu mika

Mika berlari menuju mobilnya yang terparkir di taman kota. Tapi ia mengurungkan nasibnya. Ia melihat polisi berjaga di sekitar taman juga.

“cih.. bagaimana aku bisa pulang sekarang”

Mika bersembunyi di salah satu gank sempit di sekitar taman, menunggu polisi – polisi itu pergi.

Tiba-tiba, terdengar derap langkah kaki yang semakin cepat menuju ke arah mika. Mika segera sadar akan hal itu, kamijo dan hizaki terlihat berlari menuju mika sambil menyiapkan handgun nya.

“cih… aku benar-benar sial” gerutu mika
Ia segera berlari keluar dari persembunyiaannya. Kamijo dan hizaki terus mengejar mika diikuti polisi-polisi lainnya, terlihat beberapa polisi juga menghadang jalan mika.

“gawat!!”

Mika memutar arah. Ia berlari ke samping menembus jalan raya yang di penuhi kendaraan yang lalu lalang. Memberikan sedikit penghalang pada kamijo dan hizaki serta para polisi yang menghadangnya. Tapi mereka tak tinggal diam. Mereka tetap mengejar mika.
Mika masuk ke keramaian kota, ia mencoba berbaur dengan masyarakat sekitar, mencoba bersembunyi dari kejaran Versailles.

“jangan ada yang menembak! Orang awam bisa terluka” perintah kamijo

Namun naas, tak berapa lama kemudian kamijo melihat mika, dan mereka kembali mengejar mika. Mika berlari lagi, ia tak peduli keadaan sekitar. Ia menyiapkan handgunnya.

“itu kan, mika” ucap seorang pria dengan kaca mata hitam yang mengenakan jas duduk di dalam sebuah mobil Ferrari berwarna biru.
“ya, itu memang mika sempai” ucap seorang temannya.
“kita harus menolong nya” ucap pria berkacamata itu
“tapi sebelumnya kita harus mengalihkan para polisi itu”

mika masih terus berlari di ikuti Versailles dan para polisi itu. Keadaan bertambah genting. Ada beberapa polisi yang menghadang jalan mika lagi kali ini.

“cih…”

Dengan cepat mika menarik seorang gadis yang ia temui. Ia menodongkan handgunnya ke arah kepala gadis itu.

“kyaaaaaaaaa!!!” teriak gadis itu

“jangan bergerak, atau ku bunuh dia” ucap mika

Hal itu mampu membuat kamijo dan hizaki serta polisi itu menghentikan aksinya.
“jangan lakukan hal bodoh” ucap kamijo

“sepertinya, aku yang harus mengatakan itu” ia menarik pelatuk handgunnya ke arah seorang polisi yang mengendap-endap di belakangnya. Polisi itu tewas seketika. darahnya berceceran kemana-mana

“kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!” jerit gadis itu lagi.

“apa yang harus kita lakukan kamijo?” Tanya hizaki
“jangan ada yang bergerak!” ucap kamijo

***

To Be Continued~
ahahahaha XDD sengaja saia potong di sini
*evil smile*


Minna~
Apa kah yang akan terjadi selanjutnya??
Apa kah mika akan kembali kepada yuki??
Ataukah ia akan tetap setia dengan gazette?
Siapa kah pria berkacamata hitam dan temannya??
Apakah yang akan di lakukan kamijo dkk??
Saia peny rose akan mengulas tuntas setajam silet! *lha?
*di hujani golok*

Ahaha... sankyu suwda baca fic inih^0^/
Seperti biasa... di tunggu kritik, saran, amukan, makian, caci-maki, dan pujiannya (kalo ada)
*plaaaaaaaaaaaaak*

Oiye, satu lagi...

Bagaimanakah ending yang bagus menurut kalian??

Sejujurnya saya juga bingung mikirin endingnya. Versailles atau the gazette yang menang?? *author odong*